KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings memangkas peringkat PT Modernland Realty Tbk (MDLN) dari B menjadi CCC-. Pada saat yang sama peringkat dua surat utang MDLN juga dipangkas menjadi CCC-. Dua surat utang tersebut masing-masing senilai US$ 150 juta yang jatuh tempo pada 2021 dan US$ 240 juta yang jatuh tempo pada 2023. Peringkat pemulihan (recovery ratings) pada surat utang tetap di 'RR4'. Semua peringkat dihapus dari Rating Watch Negative (RWN), di mana mereka ditempatkan pada 23 April 2020. "Pemangkasan ini mencerminkan likuiditas Modernland yang lemah, menimbulkan keraguan tentang kemampuan membayar kembali obligasi senilai Rp 150 miliar yang jatuh tempo pada 7 Juli 2020," tulis Fitch, Selasa (23/6). Terutama Modernland Realty belum dapat mengamankan pembiayaan dari perbankan untuk pembayaran obligasi tersebut. Ini disebabkan oleh hubungan MDLN yang relatif singkat dengan pemberi pinjaman. MDLN juga mengatakan saat ini terjadi hambatan dalam menghimpun pembayaran pra-penjualan perumahan sementara pelanggan potensial di segmen industri menunda pembelian.
Fitch memangkas peringkat Modernland Realty (MDLN) menjadi CCC-
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings memangkas peringkat PT Modernland Realty Tbk (MDLN) dari B menjadi CCC-. Pada saat yang sama peringkat dua surat utang MDLN juga dipangkas menjadi CCC-. Dua surat utang tersebut masing-masing senilai US$ 150 juta yang jatuh tempo pada 2021 dan US$ 240 juta yang jatuh tempo pada 2023. Peringkat pemulihan (recovery ratings) pada surat utang tetap di 'RR4'. Semua peringkat dihapus dari Rating Watch Negative (RWN), di mana mereka ditempatkan pada 23 April 2020. "Pemangkasan ini mencerminkan likuiditas Modernland yang lemah, menimbulkan keraguan tentang kemampuan membayar kembali obligasi senilai Rp 150 miliar yang jatuh tempo pada 7 Juli 2020," tulis Fitch, Selasa (23/6). Terutama Modernland Realty belum dapat mengamankan pembiayaan dari perbankan untuk pembayaran obligasi tersebut. Ini disebabkan oleh hubungan MDLN yang relatif singkat dengan pemberi pinjaman. MDLN juga mengatakan saat ini terjadi hambatan dalam menghimpun pembayaran pra-penjualan perumahan sementara pelanggan potensial di segmen industri menunda pembelian.