KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia di level BBB, satu tingkat di atas level terendah
investment grade, dengan
outlook stabil pada 15 Maret 2024. Fitch sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia di posisi BBB dengan
outlook Stabil pada 1 September 2023. Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik, inflasi terkendali dan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang rendah. Pertumbuhan ekonomi pada 2025 diprediksi didorong oleh ekspektasi keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024 serta kebijakan moneter dan fiskal yang mendukung stabilitas makroekonomi. Dari sisi eksternal, sejumlah indikator seperti transaksi berjalan menunjukkan perbaikan dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, serta penanaman modal asing (PMA) yang meningkat didukung kelanjutan aktivitas hilirisasi.
Baca Juga: Wall Street Tertekan, Nasdaq Paling Parah Akibat Kenaikan Imbal Hasil Menanggapi keputusan Fitch tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB dengan outlook stabil menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga pasca Pemilu 2024. Kepercayaan dunia internasional didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara pemerintah dan Bank Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi. "Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan keuangan, termasuk melalui penyesuaian lebih lanjut
stance kebijakan, serta terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," kata Perry, dalam pernyataan resminya, Jumat (15/3).
Baca Juga: Setelah Laba Industri Perbankan Indonesia Mencetak Rekor Pada laporannya, Fitch menilai ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 4,9% pada 2024 didukung konsumsi domestik dan investasi yang solid, di tengah pelemahan ekspor sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Pasca Pemilu 2024, Fitch memperkirakan implementasi kebijakan struktural seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara, kebijakan hilirisasi komoditas, dan pengembangan industri kendaraan listrik akan terus berlanjut. Kebijakan moneter dan fiskal yang diarahkan untuk menjaga stabilitas makroekonomi juga turut mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,3% pada 2025. Pada sisi eksternal, Fitch memperkirakan transaksi berjalan akan mencatat defisit 1,0% pada 2024 dan 1,8% pada 2025 seiring pelemahan ekonomi global dan penurunan harga komoditas. PMA diperkirakan naik didukung kelanjutan aktivitas hilirisasi yang diharapkan memberikan nilai tambah terhadap ekspor komoditas dan mendorong peningkatan ekspor manufaktur. Dalam jangka menengah, keberlanjutan kebijakan hilirisasi diharapkan mengurangi kerentanan sektor eksternal melalui peningkatan ekspor manufaktur dan peningkatan PMA.
Baca Juga: Program Populis & Tantangan Resesi Global Terkait perkembangan harga, inflasi pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 2,7% dan 3,0% masing-masing pada tahun 2024 dan 2025, masih berada pada kisaran sasaran 2,5%+1%. Fitch menilai kebijakan fiskal yang hati-hati terus berlanjut dengan defisit fiskal diperkirakan 2,5%-2,9% pada 2024-2025, tetap terjaga di bawah 3% dari PDB. Keyakinan ini didasari oleh rekam jejak dukungan politik untuk memastikan kredibilitas kebijakan fiskal. Hanya saja, dalam jangka menengah, risiko fiskal berpotensi meningkat terkait ketidakpastian program belanja pemerintah, meskipun disertai dengan rencana peningkatan signifikan rasio penerimaan terhadap PDB yang diharapkan dapat memperbaiki struktur APBN Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro