Fitch menegaskan peringkat Bank Muamalat A



JAKARTA. Fitch Ratings menegaskan peringkat National Long-Term PT Bank Muamalat Indonesia Tbk di level A dengan outlook stabil dan peringkat obligasi subordinasi Muamalat di BBB.

Pemeringkatan tersebut merefleksikan pandangan Fitch atas terbatasnya peluang dukungan pemerintah, memberikan peran simbolik Muamalat dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Selain itu, juga menyoroti aset Muamalat yang terbilang kecil dibandingkan sektor perbankan domestik.

Fitch menilai lemahnya dukungan pemerintah terhadap bank bisa memberikan efek negatif bagi rating Muamalat. Sementara itu, untuk peringkat obligasi subordinasi, menurut Fitch yang bisa memicu penurunan ialah penyaluran kredit yang agresif. Khususnya apabila mempengaruhi kemunduran kualitas aset dan melemahnya modal.


Rasio modal tier I Mualamat berada di batas bawah rata-rata industri, yakni 9,3% pada akhir 2011. Turun dibandingkan posisi akhir 2010 sebesar 10,6%. Dalam pandangan Fitch, suntikan modal lebih besar diperlukan untuk mendukung target penyaluran kredit yang tinggi. Fitch meyakini kualitas aset Bank Muamalat cukup berisiko mengingat pertumbuhan kredit rata-rata mencapai 43% pada 2010-2011.

Rasio kredit bermasalah (NPL) Muamalat turun dari 2,6% pada 2011 dibandingkan akhir 2010 sebesar 4,3%. Kendati demikian, level NPL tahun lalu tersebut masih di atas rata-rata industri yang mencapai 2,2%. Pencadangan akhir tahun lalu meningkat menjadi 74,4% dari NPL dibandingkan pencadangan 2010 sebesar 52,4% dari NPL. Namun, lagi-lagi persentase pencadangan tahun tersebut lebih rendah dibandingkan kelompok bank sejenis yang rata-rata 153,7%.

Fitch menilai profil keuangan Bank Muamalat perlu diperbaiki sebelum dapat mempertahankan pertumbuhan kredit tinggi. Ini memerlukan usaha keras untuk memperlebar margin dan mengurangi biaya operasional. NIM Muamalat turun dari 5,2% pada 2010 menjadi 4,8% pada 2011. Namun rasio BOPO menyusut dari 70% menjadi 60%.

Sampai akhir tahun lalu Bank Muamalat mengambil 25% porsi dari total aset perbankan syariah, namun hanya 1,1% dari total industri domestik (termasuk aset bank konvensional).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: