KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings memproyeksikan realisasi anggaran infrastruktur pemerintah Indonesia yang lebih tinggi pada tahun 2021 akan menjadi kunci pemulihan sektor konstruksi, yang terpukul parah oleh pandemi Covid-19 tahun ini. Pemerintah Indonesia menganggarkan dana infrastruktur tahun depan naik 47,2% dari Rp 281,1 triliun di tahun ini menjadi Rp 413,8 triliun. Namun, kecepatan pemulihan bergantung pada pengendalian infeksi Covid-19 dan pelonggaran pembatasan sosial. "Realisasi anggaran yang lebih tinggi dan pemulihan sektor harus diterjemahkan ke dalam tingkat burn-rate proyek yang lebih cepat dan pembayaran yang lebih tepat waktu, terutama untuk kontraktor milik negara," tulis Fitch dalam riset, Minggu (15/11). Fitch yakin bahwa kontraktor pelat merah berada pada posisi yang tepat untuk memenangkan kontrak baru serta memulihkan kinerja operasi dan keuangan secara bertahap setelah pandemi. Mengingat posisi mereka sebagai pemimpin pasar, memiliki catatan operasional yang kuat, dan menjadi preferensi pemerintah untuk pengadaan domestik.
Fitch menyebut realisasi anggaran infrastruktur 2021 jadi kunci pemulihan BUMN infra
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings memproyeksikan realisasi anggaran infrastruktur pemerintah Indonesia yang lebih tinggi pada tahun 2021 akan menjadi kunci pemulihan sektor konstruksi, yang terpukul parah oleh pandemi Covid-19 tahun ini. Pemerintah Indonesia menganggarkan dana infrastruktur tahun depan naik 47,2% dari Rp 281,1 triliun di tahun ini menjadi Rp 413,8 triliun. Namun, kecepatan pemulihan bergantung pada pengendalian infeksi Covid-19 dan pelonggaran pembatasan sosial. "Realisasi anggaran yang lebih tinggi dan pemulihan sektor harus diterjemahkan ke dalam tingkat burn-rate proyek yang lebih cepat dan pembayaran yang lebih tepat waktu, terutama untuk kontraktor milik negara," tulis Fitch dalam riset, Minggu (15/11). Fitch yakin bahwa kontraktor pelat merah berada pada posisi yang tepat untuk memenangkan kontrak baru serta memulihkan kinerja operasi dan keuangan secara bertahap setelah pandemi. Mengingat posisi mereka sebagai pemimpin pasar, memiliki catatan operasional yang kuat, dan menjadi preferensi pemerintah untuk pengadaan domestik.