Fitch Naikkan Outlook Anak Usaha Delta Dunia Makmur (DOID), Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Pemeringkat Fitch Ratings merevisi outlook anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama (Buma). Outlook Buma direvisi menjadi stabil dari sebelumnya negatif.

Dalam laporannya, Rabu (19/1), Fitch melaporkan revisi outlook ini mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa Buma akan mampu mengurangi leverage bersih dana dari operasi atau Funds from operations (FFO) pada tahun 2022. 

Hal ini didorong oleh volume pengupasan lapisan penutup atau overburden removal (OB) yang lebih tinggi dan belanja modal atau capital expenditure (capex) yang lebih rendah.


Outlook stabil juga mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa perusahaan kontraktor tambang batubara ini akan berhasil mengatasi risiko perpanjangan kontrak dan menjaga kelangsungan bisnis.

Fitch juga berekspetasi akan adanya peningkatan volume dari salah satu pelanggan utama Buma, yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Fitch memperkirakan pertumbuhan volume produksi di BYAN dapat mengimbangi volume yang hilang ketika kontrak lama dengan Adaro untuk tambang Paringin berakhir pada tahun 2022.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham DOID, MIKA, dan TKIM untuk Kamis (13/1)

“Ini akan menjaga volume pemindahan lapisan penutup tetap stabil sekitar 370 juta  banck cubic meter (bcm) sampai 390  juta bcm selama 2023-2025,” tulis Fitch.

Namun, risiko dari ketidakpastian kebijakan untuk perusahaan batubara Indonesia tetap ada. Hanya saja, Fitch meyakini risiko tersebut akan dapat dikelola tanpa adanya perubahan material pada peraturan saat ini.

Selain itu, kontrak BUMA dengan pelanggan terbesarnya, yakni PT Berau Coal Energy akan berakhir pada tahun 2025, seiring dengan penipisan cadangan di tambang (site) Lati.  Fitch meyakini Buma akan lebih selektif dalam memilih pelanggan baru. Hal ini setelah Buma menghadapi beberapa masalah pembayaran dengan beberapa pelanggan baru skala kecil pada 2017-2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi