Fitch pertahankan peringkat utang Indonesia, Indef: Ini bisa jadi daya tarik investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch mempertahankan peringkat utang atau sovereign credit rating Republik Indonesia (RI) pada peringkat BBB atau layak investasi (investment grade) dengan outlook stabil pada hari ini, Selasa (10/8). 

Beberapa faktor kunci yang mendukung afirmasi peringkat Indonesia adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, keputusan lembaga tersebut untuk mempertahankan peringkat utang Indonesia membawa angin segar bagi prospek masuknya investor ke dalam negeri. 


Baca Juga: Gubernur BI: Peringkat BBB outlook stabil bentuk pengakuan Fitch terhadap ekonomi RI

"Investor semakin agresif untuk masuk membeli surat utang pemerintah. Selain itu, outlook stabil juga bersamaan dengan defisit anggaran kita yang kian melebar yang berarti kebutuhan pembiayaan pemerintah terus naik," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (10/8).

Sementara itu, stabilnya peringkat utang juga dianggap Bhima mampu berdampak pada penurunan credit default swap (CDS) dari puncak tertinggi per 30 Maret 2020 yang sebesar 239. Per 10 Agustus 2020, CDS kini berada di level 109,3. 

"Mengutip data World Government Bond, penurunan CDS ini menjadi indikator risiko gagal bayar surat utang yang rendah," tambahnya. 

Lebih lanjut, Bhima melihat adanya peluang untuk Indonesia tetap menjaga peringkat utang dan bahkan meningkatkan peringkatnya, sejalan dengan menjaga outlook peringkat utang. Ia mengimbau, agar pemerintah segera mempercepat pemulihan ekonomi agar kemampuan bayar utang Indonesia juga bisa semakin meningkat. 

"Di sini juga termasuk optimalisasi penerimaan pajak serta mengelola defisit APBN secara lebih produktif," tandasnya. 

Baca Juga: Fitch pertahankan peringkat BBB, Sri Mulyani: Karena pemerintah tidak ugal-ugalan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi