Fitch proyeksi inflasi 2016 4,2%, BI: Tidak ada masalah serius



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5,3% tahun ini. Selain itu, Fitch juga memperkirakan inflasi akan berada di level 4,2% tahun ini dibandingkan 3,2% yang tercatat di Februari karena kondisi ekonomi yang membaik dari tahun sebelumnya.

Proyeksi itu lebih tinggi dibandingkan target pemerintah yang sebesar 3,5% (yoy), meskipun masih berada di dalam target Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3,5% plus minus 1% atau sekitar 2,5%-4,5%. Peningkatan inflasi tersebut, menurut Fitch, disebabkan oleh karena adanya peningkatan ekonomi.

Merespon hal ini, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengatakan, tak ada suatu permasalahan yang serius. Sebab, pemerintah dan bank sentral akan terus menjaga laju inflasi.


"Kalau inflasi kan masalahnya dari Bahan Bakar Minyak (BBM), tapi kalau kami lihat itu mulai mereda masalah itu. Pemerintah juga sudah menyatakan tidak akan menaikkan harga. Tidak ada suatu permasalahan serius," ujar Erwin di Gedung BI, Jakarta, Jumat (16/3).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi selama Februari 2017 sebesar 0,17% secara bulanan dan 3,18% secara tahunan (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,62% (mtm) dan 3,25% (yoy).

Selama Maret 2018, BI sendiri memperkirakan inflasi sebesar 0,11% secara bulanan atau month to month (mtm) dan 3,31% secara tahunan atau year on year (yoy).

Hal ini berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan bank sentral di 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) dan 164 pasar di seluruh wilayah Indonesia.

"Inflasi Maret berdasarkan survei minggu pertama sebesar 0,11% (mtm), setahunnya 3.31% (yoy)," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo.

Agus merinci, salah satu faktor pendorong inflasi pada pekan pertama Maret adalah harga komoditas bawang putih dan bawang merah yang mengalami kenaikan. Namun di sisi lain, harga pangan seperti beras mengalami penurunan atau deflasi.

Harga beras yang mulai menurun tersebut disebabkan oleh musim panen yang terjadi di Februari 2018. Selain itu, beras impor juga sudah mulai masuk untuk memenuhi persediaan beras dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto