Fitch Rating merevisi outlook Wijaya Karya (WIKA) dari stabil menjadi negatif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings merevisi outlook peringkat PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dari stabil menjadi negatif. Fitch menegaskan peringkat utang jangka panjang dan mata uang lokal issuer default rating (IDR) WIKA pada rating BB.

Fitch juga merevisi outlook peringkat utang nasional WIKA menjadi negatif dari sebelumnya stabil dan menegaskan rating nasional WIKA pada AA-(idn). Selain itu, Fitch merevisi standalone credit profiles (SCP) WIKA menjadi b dari sebelumnya b+ dan menjadi bbb+(idn) dari sebelumnya a-(idn).

"Revisi SCP mencerminkan ekspektasi pelemahan yang berlanjut pada profil finansial WIKA setelah pandemi virus corona," ungkap Fitch dalam pemeringkatan, Kamis (25/6).


Baca Juga: Moody's pangkas rating Wijaya Karya (WIKA) jadi Ba2 dengan outlook negatif

Net leverage yang menunjukkan utang bersih terhadap adjusted cash/EBITDA berada di sekitar 4,5 kali dalam empat tahun mendatang. Prediksi ini lebih tinggi ketimbang rata-rata lima tahun terakhir yang ada di sekitar 1,5 kali.

Perusahaan rating ini memperkirakan pandemi corona berdampak signifikan terhadap kinerja WIKA tahun ini. Profil finansial WIKA berpotensi membaik tahun depan, didorong oleh pemulihan aktivitas ekonomi. "Pipeline investasi jangka menengah WIKA dan belanja modal untuk proyek-proyek besar untuk menopang proyek infrastruktur pemerintah akan menyebabkan leverage akan tetap tinggi dalam waktu yang panjang," imbuh Fitch.

Pemulihan kinerja finansial WIKA akan sangat tergantung pada upaya pemerintah untuk mengontrol pandemi corona di dalam negeri. Jika aktivitas bisnis dan komersial naik pesat di semester kedua, WIKA akan mencapai kinerja operasional yang baik. Outlook negatif pada rating menangkap risiko perlambatan pemulihan atau penurunan yang lebih dalam daripada ekspektasi. Jika ini terjadi, maka penurunan laba operasional WIKA akan lebih besar.

Baca Juga: Peringkat Dipangkas Moody's, Saham WIKA Masih Layak Beli?

Fitch Ratings memperkirakan leverage WIKA akan naik menjadi 5,2 kali di tahun depan dari 3,6 kali di akhir tahun lalu. Pada jangka menengah, leverage ini akan berada di sekitar 4,5 kali. Kontrak baru yang tertahan di semester pertama akan berlanjut secara bertahap.

Dengan perkiraan bahwa WIKA akan ngebut untuk menyelesaikan backlog, penyelesaian proyek diprediksi melesat pada 2021. Fitch memperkirakan belanja modal dan investasi WIKA akan tetap tinggi di sekitar 11%-12% dari pendapatan untuk mengeksekusi kontrak dan partisipasi pada program infrastruktur pemerintah.

Kontrak baru WIKA diperkirakan turun menjadi sekitar Rp 17 triliun dengan prediksi penurunan pendapatan 50% pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati