KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings melihat sejumlah emiten properti dengan pendapatan prapenjualan alias
marketing sales yang lemah bakal terancam risiko peningkatan
refinancing. Emiten properti dengan aset hunian di Indonesia yang memiliki prospek
marketing sales yang lemah menghadapi peningkatan risiko
refinancing dalam 12-18 bulan ke depan. Menurut catatan Fitch, sebagian besar emiten properti di Indonesia berhasil mencapai atau melampaui target
marketing sales pada tahun 2023. Hal ini terjadi di tengah permintaan perumahan yang sehat, baik untuk rumah murah maupun kelas menengah hingga atas.
“Hal ini juga didukung oleh kondisi ekonomi yang baik. Namun, beberapa emiten yang berkinerja buruk karena alasan yang tidak biasa,” ujar Fitch Rating dalam laporan tertanggal 26 Februari 2024.
Baca Juga: Ada Pemerintahan Baru, Fitch Prediksi Ekonomi RI di 2024 dan 2025 Tumbuh Sekitar 5% PT Agung Podomoro Land Tbk (
APLN) melaporkan penurunan prapenjualan sebesar 26% secara tahunan pada tahun 2023. Fitch memberikan rating CC untuk APLN. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh pembatalan penjualan di dua proyek utama, meskipun tren pembatalannya melambat menjelang akhir tahun 2023. Selain itu, APLN memiliki obligasi tanpa jaminan sebesar US$ 132 juta yang akan jatuh tempo pada tanggal 2 Juni 2024. “Kami yakin APLN mungkin menghadapi kesulitan dalam mendapatkan dana yang cukup untuk melunasi obligasi tersebut sesuai dengan nilai pokok,” ungkap Fitch.
Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3%-5,6% pada 2025 Dinilai Tak Realistis Senasib, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mencatatkan prapenjualan sebesar Rp1,8 triliun pada tahun 2023. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan target di tahun 2023 yang sebesar Rp 3,2 triliun. Sebagai catatan, Fitch memberikan rating B- dengan outlook negatif untuk ASRI. “ASRI mungkin menghadapi kendala pendanaan jika tren ini terus berlanjut, karena hal ini mungkin menunjukkan melemahnya permintaan rumah di kota-kota utama ASRI,” imbuh Fitch. Sebagai perbandingan, PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) melaporkan pertumbuhan prapenjualan sebesar 6%, yang berasal dari inti bisnis yang kuat. Fitch memberikan rating BB- untuk BSDE dengan outlook stabil. BSDE juga dinilai Fitch masih menunjukkan likuiditas yang kuat, termasuk saldo kas yang besar, untuk melunasi surat utang tanpa jaminan sebesar US$ 89 juta yang jatuh tempo pada bulan Januari 2025.
Baca Juga: Rekomendasi Saham BUMN di Tengah Berbagai Aksi Korporasi & Katalis yang Mengiringi Fitch memproyeksikan
marketing sales sebagian besar emiten properti di Indonesia akan tetap stabil pada tahun 2024.
Hal ini didukung oleh tingkat suku bunga yang rendah dan permintaan konsumen yang sehat. Apalagi, dengan didorong oleh minat bank-bank domestik yang terus berlanjut terhadap pertumbuhan pinjaman hipotek. Risiko negatif dari prospek
marketing sales emiten properti dapat disebabkan dari suku bunga yang lebih tinggi akibat inflasi bahan pangan di tengah cuaca buruk yang disebabkan oleh El Nino. “Atau ada langkah-langkah dari sejumlah otoritas dalam mengelola volatilitas mata uang akibat dampak peristiwa-peristiwa global,” pungkas Fitch. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati