FKS Multi Agro ekspansi di jasa logistik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT FKS Multi Agro Tbk (FISH) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 14 juta di 2017. Belanja modal ini telah terserap untuk ekspansi anak usaha di lini bisnis jasa logistik. Tahun depan, FISH menganggarkan capex sekitar US$ 10 juta-US$ 15 juta.

Direktur Utama FISH Lim Aun Seng bilang, penggunaan capex 2017 paling signifikan digelontorkan untuk anak usahanya yakni PT Nusa Prima Logistik. Sejak kuartal III-2017, Nusa Prima Logistik telah menyelesaikan pembangunan fasilitas terminal curah kering di Teluk Lamongan, Surabaya.

"Saat ini sudah melayani pembongkaran pada semua pihak yang berkepentingan, seperti importir curah kering, sehingga dapat membantu mengurangi antrian kapal Tanjung Perak. Ini akhirnya menciptakan efisiensi logistik pelanggan, " tambah Direktur FISH Bong Kong Fui, di Jakarta, Kamis (14/12).


Bong Kong Fui melanjutkan, hingga akhir 2017 ini pengoperasian terminal curah Teluk Lamong masih dalam masa percobaan. Targetnya, total pembongkaran hingga akhir tahun biaa mencapai 1 juta metrik ton. Adapun kecepatan pembongkaran bisa mencapai 20.000-25.000 metrik ton per hari.

Adapun di tahun depan, Lim Aun Seng bilang FISH anggarkan capex sebesar US$ 10 juta-US$ 15 juta. Menurutnya, anggaran capex ini akan dipenuhi dengan fasilitas perbankan. Capex ini juga akan digunakan untuk pengembangan jasa logiatik baru di Jawa Barat berkapasitas 300.000 metrik ton. Pembangunannya akan dimulai pada kuartal I-2018 mendatang.

Meski ada ekspansi di lini bisnis jasa logistik, porsi pendapatan FISH masih besar pada bisnis penjualan bahan pangan dan penjualan pakan ternak, yang masing-masing berkontribusi 45%. Pada bisnis bahan pangan, komoditas kedelai masih menjadi penggerak pendapatan utama.

Per September 2017, FISH membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 682,07 juta, naik 3,58%. Menurut Bong Kong Fui, hal ini terutma karena kenaikan harga rata-rata komoditas, sedangkan volume persediaan komoditas tak meningkat, yakni sekitar 1,6 juta metrik ton per September 2017.

"Proftabilitas 2017 menurun dari 5,9% jadi 3,9% terutama karena oversupply pada semester 1 2017 untuk kedelai hingga harga jual mengalami tekanan," tambah Bong Kong Fui. Diakhir tahun 2017 ini maupun di 2018 nanti, FISH pasang target konservatif.

"Pertumbuhan tidak terlalu agresif, kami flat tahun ini. Tahun depan juga tidak ada pertumbuhan yang terlalu tinggi. Kami mengambil posisi prudent, " tutur Lim Aun Seng. Namun ia enggan merinci persentase maupun nilai target capaian pendapatan dan laba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati