JAKARTA. Group CEO FLSmidth Jørgen Huno Rasmussen menegaskan, perusahaannya sudah meneken kontrak dengan PT Semen Gresik Tbk (SMGR) senilai 55 juta euro atau setara dengan DKK 420 juta. Kontrak ini terkait rencana pendirian pabrik Semen Gresik di Tuban sebesar 8.000 ton per hari. Kontrak itu untuk pembangunan pabrik semen Tuban yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur.Jorgen menyebutkan, pembangunan pabrik di Tuban ini menjadi lini produksi yang keempat. Sebelum ini, FLSmidth juga pernah menjadi pemasok dari tiga lini produksi SMGR yang sudah beroperasi sejak 1990 lalu. penandatanganan kontrak ini dipastikan memberikan keuntungan bagi FLSmidth selama pengirimannya yang berlangsung hingga 2010.Jorgen mengungkapkan, pihaknya sepakat bekerjasama dengan SMGR bukan tanpa sebab. "Kami menilai pasar semen di Indonesia masih berprospek," tegas kata Rasmussen, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (31/7).Sebelumnya, ia juga telah memiliki kerjasaama dan hubungan yang lama dengan Gresik Group. Bahkan pada masa lalu, FLSmidth telah menangani teknologi tiga pabrik semen Gresik yang lain yakni di Tuban, Tonasa and Padang. Sebagian besar pasokan mesin dan peralatan di pabrik itu dipasok FLSmidth. Di mana, lini produksi yang pertama kali berlangsung di Padang pada 1910.SMGR tak menampik pemberitaan soal kerjasama tersebut. Sedikit berbeda, SMGR menyatakan kontrak kerjasama pembelian mesin dengan perusahaan asal Jerman, FLSmidth itu senilai US$ 198 juta. Kontrak itu antara lain menyangkut pasokan semua perlengkapan produksi seperti ATOX raw mill, an ATOX coal mill, preheater, rotary kiln, kiln burner, clinker cooler dan silo equipment. Serta, semua sistem kontrol pabrik dan peralatan laboratorium.Sekretaris Perusahaan SMGR Sunardi Prionomurti mengatakan, dengan pembelian mesin dan penunjang produksi itu, pabrik Tuban dijadwalkan mulai berproduksi pada 2012 mendatang.
FLSmidth: Pasar Semen Indonesia Cerah
JAKARTA. Group CEO FLSmidth Jørgen Huno Rasmussen menegaskan, perusahaannya sudah meneken kontrak dengan PT Semen Gresik Tbk (SMGR) senilai 55 juta euro atau setara dengan DKK 420 juta. Kontrak ini terkait rencana pendirian pabrik Semen Gresik di Tuban sebesar 8.000 ton per hari. Kontrak itu untuk pembangunan pabrik semen Tuban yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur.Jorgen menyebutkan, pembangunan pabrik di Tuban ini menjadi lini produksi yang keempat. Sebelum ini, FLSmidth juga pernah menjadi pemasok dari tiga lini produksi SMGR yang sudah beroperasi sejak 1990 lalu. penandatanganan kontrak ini dipastikan memberikan keuntungan bagi FLSmidth selama pengirimannya yang berlangsung hingga 2010.Jorgen mengungkapkan, pihaknya sepakat bekerjasama dengan SMGR bukan tanpa sebab. "Kami menilai pasar semen di Indonesia masih berprospek," tegas kata Rasmussen, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (31/7).Sebelumnya, ia juga telah memiliki kerjasaama dan hubungan yang lama dengan Gresik Group. Bahkan pada masa lalu, FLSmidth telah menangani teknologi tiga pabrik semen Gresik yang lain yakni di Tuban, Tonasa and Padang. Sebagian besar pasokan mesin dan peralatan di pabrik itu dipasok FLSmidth. Di mana, lini produksi yang pertama kali berlangsung di Padang pada 1910.SMGR tak menampik pemberitaan soal kerjasama tersebut. Sedikit berbeda, SMGR menyatakan kontrak kerjasama pembelian mesin dengan perusahaan asal Jerman, FLSmidth itu senilai US$ 198 juta. Kontrak itu antara lain menyangkut pasokan semua perlengkapan produksi seperti ATOX raw mill, an ATOX coal mill, preheater, rotary kiln, kiln burner, clinker cooler dan silo equipment. Serta, semua sistem kontrol pabrik dan peralatan laboratorium.Sekretaris Perusahaan SMGR Sunardi Prionomurti mengatakan, dengan pembelian mesin dan penunjang produksi itu, pabrik Tuban dijadwalkan mulai berproduksi pada 2012 mendatang.