Fluktuasi harga batubara pengaruhi penjualan Alfa Energi Investama (FIRE) di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) mencatatkan penurunan volume penjualan dan pendapatan di akhir September 2021.

Perusahaan ini mencatatkan volume penjualan sebesar 884.000 metrik ton atau turun 27,24% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang mencapai 1,2 juta metrik ton.

Adapun pada sembilan bulan tahun ini, FIRE membukukan pendapatan senilai Rp 702,19 miliar. Jumlah tersebut pun turun dari pendapatan di periode Januari-September 2020 yang sebesar Rp 773,35 miliar.


Secara rinci, volume penjualan FIRE secara kuartalan pun turun. Di kuartal I 2021, volume penjualan Alfa Energi Investama sebesar 463.000 metrik ton. Lalu di kuartal II-2021 turun menjadi 229,74 metrik ton, dan pada kuartal ketiga kembali turun dan hanya 191.000 metrik ton.

Baca Juga: Alfa Energi Investama (FIRE) akan akuisisi tambang batubara dan kembangkan PLTS

Presiden Direktur Alfa Energi Investama Aris Munandar memaparkan, penyebab realisasi volume penjualan yang menurun di  kuartal III 2021 karena kondisi pasar batubara yang fluktuatif.

"Terutama Alfa Energi sendiri merupakan trading company sehingga kami cukup hati-hati pada saat fluktuasi batubara yang terjadi di kuartal III 2021 ini," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Senin (13/12).

Demikian juga, menurut objektivitas manajemen FIRE, pihaknya tidak hanya mengejar volume penjualan saja, tetapi terus berupaya menjaga kinerja bottom line.

Strategi ini terus diterapkan manajemen FIRE pada kuartal IV 2021. Aris mengungkapkan, faktor kehati-hatian menjadi strategi utama FIRE untuk mengambil posisi penjualan batubara di akhir tahun ini.

Aris menjelaskan lebih lanjut, pasar batubara di bulan lalu mengacu bursa ICE New Castle sempat terkoreksi hampir US$ 100 dolar/ton dalam tiga minggu, meskipun posisi saat ini masih di atas US$ 150/ton. Aris juga melihat, saat ini juga terjadi anomali di mana Index New Castle dengan Indonesia Coal Index bergerak berlawanan.

 
FIRE Chart by TradingView

"Atas perhitungan itu, kami lebih mengutamakan kehati-hatian untuk mengantisipasi kerugian yang besar jika salah mengambil posisi," jelasnya.

Kendati volume penjualan dan pendapatannya terkoreksi, FIRE tetap melanjutkan tren positif dari tahun sebelumnya yakni mencatatkan laba ditahan positif sebesar Rp 23,89 miliar.

Di sisi lain, FIRE juga menjaga likuiditas di tengah pandemi yang ditunjukkan dari, debt equity ratio yang sebesar 0,47 di September 2021 dari sebelumnya 0,43 di Desember 2020. Sedangkan, current ratio-nya sebesar 1,75 pada September 2021 dari sebelumnya 2,26 di Desember 2020.  

Di sepanjang tahun ini, FIRE masih optimistis meraih pendapatan kurang lebih Rp 1 triliun. Aris menegaskan, pihaknya akan berusaha mencapainya di Desember 2021 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari