KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebut dampak dari fluktuasi harga minyak saat ini dapat dikendalikan dengan volume gas yang dijual. Harga minyak dunia anjlok hampir 8% selama sepekan. Melansir Bloomberg pada Jumat (6/9), harga minyak mentah Brent naik tipis 0,1% pada level US$ 72,76 per barel, tetapi harga Brent telah turun hampir 8% sepanjang minggu ini. Sementara itu, harga minyak
West Texas Intermediate (WTI) terpantau menguat 0,14% pada level US$ 69,25 per barel. Harga minyak dipengaruhi oleh pernyataan OPEC yang tidak akan meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Oktober dan November. Namun, rencana OPEC untuk meningkatkan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari selama setahun masih tetap berjalan.
Sekretaris Perusahaan PGN Fajriyah Usman mengatakan, PGN terus berupaya untuk memastikan kinerja perusahaan tetap terjaga melalui ketersediaan volume gas bumi yang disalurkan kepada seluruh pelanggan. Maka dari itu, kata Fajriyah, upaya untuk selalu menyediakan volume yang dapat diserap oleh pelanggan menjadi prioritas utama. Sejumlah kontrak jangka panjang juga telah diamankan, baik untuk pengadaan pasokan gas eksisting, pencarian pasokan gas pipa yang baru, serta penyediaan kargo LNG dari berbagai sumber.
Baca Juga: Pertamina International Shipping Bukukan Laba Bersih US$ 280,9 Juta di Semester I Fajriyah menerangkan, moda infrastruktur untuk penjualan kepada pelanggan juga dilakukan dengan diversifikasi, mulai dari penyaluran gas bumi melalui pipa ke pelanggan kecil dan pelanggan besar sampai dengan penetrasi wilayah baru menggunakan moda CNG. Kemudian kontribusi anak perusahaan atau afiliasi turut mendukung perolehan pendapatan mulai dari regasifikas LNG, transmisi minyak dan gas bumi, proses LPG, lifting migas serta bisnis pendukung lainnya. "Dengan demikian, dampak dari fluktuasi harga minyak saat ini dapat dikendalikan dengan volume gas yang dijual," kata Fajriyah kepada Kontan, Jumat (6/9). Disampaikan Fajriyah bahwa program efisiensi di segala bidang menjadi salah satu upaya dalam menjaga kinerja keuangan tanpa menafikan standar layanan minimum serta keselamatan jaringan gas bumi nasional. Optimasi kerja sama dalam grup Holding Migas juga terus ditingkatkan dalam meningkatkan pemanfaatan gas bumi maupun kerjasama operasi yang dapat menjadi
revenue stream baru bagi perusahaan. "Pembangunan pipa minyak menjadi salah satu contohnya," ujar Fajriyah. Selain itu, PGN melakukan kerja sama pengangkutan LNG dengan PIS menjadi salah satu upaya PGN dalam mengelola efisiensi dan efektifitas operasi gas bumi. PGN juga berkomitmen menjalankan tugas dari pemerintah, termasuk dalam membangun proyek jaringan gas (jaringan gas) untuk rumah tangga dan penugasan khusus untuk mendukung pertumbuhan industri dalam negeri. Pada prinsipnya, PGN selalu menyadari tantangan bisnis saat ini yang diharapkan dapat di antisipasi melalui pengelolaan yang terintegrasi
supply-demand, konektifitas infrastruktur, dinamika regulasi, kompetisi bisnis serta volatilitas nilai tukar rupiah dan harga minyak. Untuk diketahui, PGN mencetak kinerja apik pada separuh pertama tahun 2024. Emiten dengan sandi saham PGAS ini meraih laba bersih senilai US$ 186,60 juta, melonjak 28,40% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Year on Year/YoY). Hanya gambaran saja, keuntungan PGAS itu setara dengan Rp 2,87 triliun jika dikonversi memakai kurs saat ini, Rp 15.430 per dolar Amerika Serikat. Sebagai perbandingan, pada semester I-2023 PGAS membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 145,32 juta. Merujuk laporan keuangan yang rilis di Bursa Efek Indonesia, kontribusi pendapatan terbesar PGAS berasal dari segmen niaga gas bumi. Pada semester I-2024, pendapatan niaga gas bumi dari pihak berelasi sebanyak US$ 314,82 juta, sedangkan dari pihak ketiga senilai US$ 875,48 juta.
Pendapatan niaga gas bumi didapat dari pelanggan industri dan komersial sebesar US$ 1,17 miliar, pelanggan rumah tangga US$ 12,41 juta dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) senilai US$ 1,90 juta. Pada enam bulan pertama 2024, PGAS juga membukukan pendapatan dari penjualan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) trading senilai US$ 93,71 juta.
Baca Juga: Reethau Group dan Pertagas Niaga Teken Kontrak Pengelolaan LNG di Kaltim Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati