KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagai pion yang meniti langkah untuk bertransformasi menjadi menteri, itulah gambaran catur bagi Masruri Rahman. Tak sekadar permainan di atas papan, penyandang FIDE Master (FM) ini melihat catur sebagai pengubah kehidupan. Langkahnya dimulai dari level Rukun Tetangga (RT) di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Tahun 2003, bersama sang ayah dan kakak, Masruri turun dalam pertandingan beregu lomba 17 Agustus-an di tingkat Rukun Warga (RW). Kalau itu Masruri baru menginjak usia tujuh tahun. "Main beregu, sudah diadu dengan bapak-bapak. Di lingkungan sudah tahu (keluarga) kami suka maen catur. Bapak, saya dan abang mewakili RT 01, menang," kenang Masruri di sela KONTAN Chess Championship, Selasa (8/8).
Meski hidup di kontrakan dengan ekonomi pas-pasan, tapi orang tua Masruri punya pemikiran yang visioner. Mereka percaya, catur bisa menjadi modal untuk hidup yang lebih cerah bagi anak-anaknya. Dus, Masruri pun tekun mengasah bakatnya. Setiap minggu, anak kelima dari enam bersaudara ini getol mendatangi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Jakarta atau tempat-tempat lainnya untuk mencari lawan tanding. "Waktu itu juga ada seperti lapak catur. Saya kejar di Kemayoran, beradu sama master-master di Senen, lalu maen juga ke daerah Grogol yang ada master-nya," kata Masruri.
Baca Juga: Berharap Lolos 16 Besar FIDE World Cup, Medina Minta Doa Pencinta Catur Indonesia Karier Masruri tak langsung berjalan mulus di awal usahanya berburu gelar juara. Tapi, justru ini yang menempa mental Masruri. Pria kelahiran Jakarta, 26 April 1996 ini mengenang kala sang ibu mengantarnya ke turnamen catur di Purwokerto. "Ibu yang antar, sampai duit habis, kami tidur di mushola. Sering mengalami kayak gitu. Jadi muncul semangat, saya harus berusaha, biar bisa jadi juara," kata Masruri. Toh ikhtiar dan semangat itu berbuah manis. Pada tahun 2004, Masruri sudah menang di kejuaraan nasional catu junior, hingga sukses merebut gelar di Kejuaraan Asia Junior di Singapura, pada tahun yang sama. "Itu trigger-nya, 2004 udah mulai sering juara. Makin sering ikut turnamen. Kalau ada Percasi daerah yang bikin lomba, saya kejar. Jadi kalau ditanya kenapa sekarang jarang ikut turnamen nasional? sudah kenyang waktu kecil," tutur Masruri. Turnamen catur di level internasional yang diikuti Masruri dalam rentang tahun 2007-2009 membuat namanya melejit. Masruri mengikuti ajang itu bersama rekan seangkatan dari Percasi, di antaranya Chelsie Monica yang sekarang menyandang gelar Women International Master. Momen berkesan bagi Masruri ketika pada tahun 2009 ia berhasil menyabet medali emas kelompok usia 13 tahun pada ajang World School Chess Championship di Yunani. Gelar ini kemudian membawa Masruri menerima tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2010, bersama master Percasi lainnya, Sean Winshand Cuhendi, Masruri mencetak rekor MURI. Masruri dan Sean berhasil melawan dan mengalahkan 200 pecatur sekaligus, dalam ajang catur simultan yang digelar Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta.
Membuat subur ekosistem catur
Masruri percaya, talenta catur Indonesia tak kalah mentereng dengan pecatur dari negara lainnya. Hanya saja, perlu lebih banyak wadah dan ekosistem yang mumpuni agar talenta catur Indonesia bisa berjaya. Tak mau terlelap di alam mimpi, Masruri memulai insiatifnya sendiri. Dia memanfaatkan booming media sosial dan platform digital yang membuat catur bisa lebih mudah diakses oleh publik. Momentum viral fenomena "Dewa Kipas" menjadi pemantik Masruri untuk serius mempopulerkan catur lewat platform digital. "Sebelum Dewa Kepas viral, sebenarnya sudah mengadakan komentator lewat Facebook, tapi yang nonton masih terbatas di komunitas catur saja," sebut Masruri. Sekadar mengingatkan, "Dewa Kipas" merupakan akun Chess.com dari Dadang Subur yang viral pada awal tahun 2021 lalu. Kala itu, "Dewa Kipas" bikin heboh setelah dituduh curang saat mengalahkan pecatur internasional Levy Rozman alias "GothamChess". "Dewa Kipas" makin berhembus kencang saat Women Grand Master (WGM) Irene Kharisma Sukandar mengirimkan surat terbuka. Pesohor kenamaan, Deddy Corbuzier, kemudian memfasilitasi duel "Dewa Kipas" vs Irene yang disiarkan langsung di akun YouTube-nya pada 22 Maret 2021. Boom! duel ini menyita perhatian publik dunia dan menjadi trending nomor satu dengan penonton live streaming mencapai 1,25 juta. Namun, yang wajib dicatat adalah pengembangan catur tak bisa hanya mengandalkan fenomena viral yang sesaat. Lagipula, dari viral ini tebersit kekhawatiran adanya salah kaprah di tengah masyarakat. "Kalau pecatur Indonesia kalah di event internasional, netizen bilang "ini harusnya Dewa Kipas yang main". Itu yang kami hindari. Supaya orang tahu event catur itu seperti apa, catur ada tekniknya, dan banyak pecatur kita yang belum dikenal," terang Masruri. Supaya catur lebih memasyarakat, Masruri serius menggarap YouTube dengan branding "RL Chess". RL adalah kependekan dari Ruri - Lutfhi. Nama yang disebut terakhir merupakan International Master, Lutfhi Ali. Hingga sekarang, "RL Chess sudah memproduksi tak kurang dari 2.400 konten video. Pelanggan channel ini sudah menembus 46.000 subscriber. Tak hanya lewat YouTube, Masruri juga menyapa penikmat kontennya lewat platform TikTok @rl_chess.
Masruri dan Lutfhi menggarap RL Chess bukan untuk egonya sendiri. Saban bulan, mayoritas penghasilan (AdSense) dari konten RL Chess dialokasikan untuk menggelar turnamen catur junior dengan cakupan wilayah Jabodetabek. "Sudah mau jalan dua tahun, Liga catur RL Chess berkerjasama dengan Percasi Jakarta. Antusias, yang ikut bisa 100 lebih anak-anak. Jadi kenapa saya konsisten (membuat konten), karena setiap bulan AdSense-nya buat ini," sebut Masruri. Mimpi Masruri, konten digital Catur ini bisa membuka akses sekaligus menjadi wadah tumbuh suburnya ekosistem catur di Indonesia. Sebagai tolok ukur, bisa tengok ChessBase India Channel yang subscriber YouTube-nya sudah menembus 1,24 juta. Lebih jauh lagi, mampi Masruri adalah menghidupkan catur secara industri. Dalam arti, ada wadah bagi para pecatur untuk bisa hidup dari bermain catur. Selayaknya olahraga profesional lainnya seperti sepakbola dan basket yang memiliki ekosistem klub dan liga-nya sendiri. "Ini sebenarnya mimpi para pecatur. Ada liga yang bisa menjadi media pembinaan atlet dan menghidupi pemainnya. Jadi catur secara industri pun bakal hidup. Hanya memang harus dikelola agar bisa serius dan berkelanjutan," imbuh Masruri. Oleh sebab itu, Masruri mengapresiasi gelaran KONTAN Chess Championship. Menurutnya, ajang semacam ini perlu lebih banyak dibuat untuk mewadahi minat masyarakat pecinta catur di Indonesia, termasuk bagi para karyawan perusahaan. Sekaligus, untuk mem-branding citra catur sebagai olahraga yang keren. "Jadi stigma catur bukan lagi permainan yang dipandang kurang bagus dan buang waktu. Karena catur juga dimainkan oleh orang-orang elit, para bos perusahaan," kata Masruri.
Pesan Masruri, jangan ragu untuk sering bermain catur, atau mendukung anaknya menjadi pecatur. Yang telah dirasakan Masruri, catur tak hanya mengasah otak, tapi juga membuka pintu ke kehidupan yang lebih layak. "Saya sering bilang, kalau ada yang tanya apakah catur olahraga buat orang pintar saja? itu salah! justru karena kita sering maen catur, maka kita jadi pintar," tandas Masruri.
Baca Juga: Cetak Sejarah Lagi! IM Medina Warda Aulia Lolos 16 Besar Piala Dunia Catur 2023 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat