KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Futbal Momentum Asia (FMA) bersiap mereguk untuk dari gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia. Pasalnya kendati tinggal tersisa 25 hari menjelang kick off nyatanya perusahaan masih gencar untuk memasarkan kembali hak siar Piala Dunia. Perusahaan menggandeng K Vision untuk bisa memasarkan kembali hak siar dan konten piala dunia kepada local cable operators (LCO). David Khim, Chief Executive Officer FMA mengatakan, dalam 25 hari ini pihaknya akan membidik sekitar tiga juta penonton tv kabel, hal ini tentu saja menjadi pundi-pundi keuntungan baru bagi perusahaan. Apalagi investasi untuk membeli hak siar dari FIFA menurutnya sangat mahal bila dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. “Saya tidak bisa disclose angka tepatnya berapa kami beli dari FIFA, tetapi harga di Indonesia sangat tinggi paling mahal di Asia Tenggara. Tahun 2014 saja investasinya sekitar US$ 75 juta jadi dikira-kira saja dengan kenaikan (inflasi) harga dan segala macamnya tetapi kami tidak bisa disclose itu,” ujar David kepada Kontan.co.id, Selasa (22/5).
FMA bersiap mereguk untung dari gelaran Piala Dunia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Futbal Momentum Asia (FMA) bersiap mereguk untuk dari gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia. Pasalnya kendati tinggal tersisa 25 hari menjelang kick off nyatanya perusahaan masih gencar untuk memasarkan kembali hak siar Piala Dunia. Perusahaan menggandeng K Vision untuk bisa memasarkan kembali hak siar dan konten piala dunia kepada local cable operators (LCO). David Khim, Chief Executive Officer FMA mengatakan, dalam 25 hari ini pihaknya akan membidik sekitar tiga juta penonton tv kabel, hal ini tentu saja menjadi pundi-pundi keuntungan baru bagi perusahaan. Apalagi investasi untuk membeli hak siar dari FIFA menurutnya sangat mahal bila dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. “Saya tidak bisa disclose angka tepatnya berapa kami beli dari FIFA, tetapi harga di Indonesia sangat tinggi paling mahal di Asia Tenggara. Tahun 2014 saja investasinya sekitar US$ 75 juta jadi dikira-kira saja dengan kenaikan (inflasi) harga dan segala macamnya tetapi kami tidak bisa disclose itu,” ujar David kepada Kontan.co.id, Selasa (22/5).