KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mega Tbk (
MEGA) terus memperkuat likuditas di tengah pemulihan ekonomi. Direktur Consumer Banking Bank Mega Diza Larentie menargetkan terdapat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar tumbuh 7,18%
year on year (yoy) dari Rp98,9 Triliun menjadi Rp106 Triliun di tahun ini. "Strategi penghimpunan dana pihak ketiga di tahun 2022 akan menitikberatkan pada pertumbuhan dana murah dengan melanjutkan pengembangan layanan perbankan berbasis digital," ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Minggu (6/3). Lanjutnya, tranformasi
digital banking Bank Mega atau MSmile sudah dirilis dan siap melayani nasabah. Terlebih, Bank Mega terus melakukan penambahan fitur baru antara lain hari dapat melakukan pembukaan rekening secara
on boarding atau melalui aplikasi.
Baca Juga: Bagi Saham Bonus, Begini Prospek Bank Mega (MEGA) Ia menyatakan akan terus mengembangkan fitur-fitur ini sehingga mempermudah nasabah dalam melakukan investasi dan fitur-fitur
beyond banking lainnya melalui MSmile. Selain itu, Bank Mega juga Fokus pada akuisisi Nasabah Retail dengan cara Optimalisasi channel akuisisi dari
sales channel dengan program-program menarik dan meningkatkan akuisisi nasabah melalui Digital Channel (M-Smile). "Selain itu kami melakukan pengembangan Loyalty Program dengan memberikan
benefit menarik bagi nasabah bank Mega dan memberikan
point reward yang terintegrasi dengan Ekosistem CT Corpora," tuturnya.
Asal tahu saja, Bank Mega berhasil mencatatkan himpunan DPK sebesar Rp 98,91 triliun di sepanjang 2021. Nilai ini tumbuh 24,90% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 79,29 triliun. Pertumbuhan ini juga diiringi dengan membaiknya komposisi rasio dana murah dengan dana mahal menjadi 31,15% : 68,85% berbanding 28,12% : 71,88% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .