Fokus Kembangkan Bisnis B2B dan Rental, Adi Sarana Armada Serap Capex Rp324 Miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) menyatakan telah menyerap capex senilai Rp324 miliar dari total anggaran di kisaran Rp1,3 triliun hingga Rp1,5 triliun. 

Jerry Fandy Corporate Secretary ASSA menjelaskan mayoritas anggaran capex digunakan untuk peremajaan dan pembelian unit kendaraan rental. 

"Hingga kuartal I 2024, ASSA telah menggunakan capex sebesar Rp324miliar untuk kebutuhan bisnis rentalnya seperti peremajaan dan pembelian unit kendaraan. Bisnis rental terus bertumbuh," paparnya kepada Kontan, belum lama ini.


Jerry menambahkan, tahun ini ASSA juga akan lebih menargetkan pada pengembangan portofolio layanan end-to-end yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari segmen B2B dan berkontribusi positif bagi pendapatan dan laba Perseroan di tahun ini. 

Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) Makin Getol di Bisnis Logistik B2B

Sejak pengembangannya dimulai, layanan B2B seperti Cargoshare, telah menambahkan sejumlah portofolio logistiknya dan mendapatkan berbagai pelanggan-pelanggan baru. 

Contohnya adalah seperti masuk ke cold chain logistic,di mana sebelumnya hanya dry logistic yang ada di kebutuhan trucking,  hingga kebutuhan cold storage, logistik Halal tersertifikasi, manajemen Gudang, dari yang sebelumnya hanya sebagai fulfilment B2C. 

"Dari sana pula, baru-baru ini Perseroan mulai masuk ke green logistic melalui penggunaan kendaraan EV," paparnya. 

Tahun 2024 ini, Perseroan menargetkan pertumbuhan kinerja secara konservatif. ASSA menargetkan laba bersih tumbuh double digit dan pertumbuhan pendapatan tumbuh sekitar 5-10% dibandingkan tahun 2023 lalu. 

"Perseroan menargetkan pertumbuhan positif dari setiap 3 pilar bisnisnya baik secara top maupun bottom-line. ASSA menargetkan bisnis rental terus bertumbuh secara stabil atau setara dengan kenaikan GDP Indonesia. Bisnis logistik diharapkan dapat bertumbuh positif dengan fokus pada market B2B. Sementara itu untuk bisnis penjualan kendaraan bekas melalui anak usahanya, ASLC Ditargetkan bertumbuh double digit," ucap Jerry. 

Sementara itu, di semester I 2024 ini ASSA mencatat kenaikan laba bersih mendekati 4 kali lipat menjadi Rp152,83 miliar dibandingkan Rp 39,24 miliar pada periode yang sama tahun lalu. 

Peningkatan laba bersih yang signifikan tersebut merupakan hasil dari strategi Perseroan untuk melakukan efisiensi pada anak usaha Anteraja, yang berperan besar dalam penurunan beban pokok pendapatan, serta mulai bersinerginya ekosistem logistik Perseroan dengan Cargoshare Logistics. 

Unit bisnis penjualan kendaraan bekas juga memberikan kontribusi peningkatan laba operasi yang cukup signifikan dengan membukukan laba operasi sebesar Rp80,42 miliar, atau tumbuh 26,88% YoY.

Sementara anak usaha di bisnis lelang, PT JBA Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba operasi sebesar 99% YoY menjadi Rp46,57 miliar.

Di bidang penyedia solusi logistik terintegrasi B2B, anak usaha ASSA yang bernama Cargoshare mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 23,29% YoY menjadi Rp139,06 miliar.

Dia melanjutkan, saat ini fokus ASSA adalah untuk terus melengkapi supply chain logistik mereka agar dapat terus memberikan nilai tambah kepada pelanggan ASSA di berbagai industri. 

Sedangkan untuk bisnis penyewaan kendaraan korporasi, autopool, dan juru mudi mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 1,54% YoY menjadi Rp934,11 miliar. 

ASSA menyatakan, prospek bisnis logistik masih sangat menjanjikan kedepannya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang menanggung biaya logistik yang sangat mahal, bahkan bisa mencapai 25-30% dari GDP negara. Logistik yang terintegrasi akan menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir biaya. 

Sebagian besar perusahaan masih menggunakan multiple logistic suppliers, dimana pada masing-masing fase dari first mile (logistik dari warehouse ke distribution center), mid mile (logistik antar distribution center atau ke toko-toko), hingga last mile (logistik langsung ke end customer), atau pada beberapa wilayah terdapat partner logistic yang berbeda-beda sehingga secara umum menghasilkan biaya yang lebih tinggi dan tidak terintegrasi. 

"Di sisi lain, berbagai peraturan pemerintah juga mendukung rencana untuk meningkatkan konektivitas antar pulau sehingga mendukung pertumbuhan industri ini. Maka dari itu, Perseroan melihat pasar yang besar di segmen B2B," paparnya. 

Baca Juga: Laba Adi Sarana Armada Melesat Hampir 4 Kali Lipat di Semester I-2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati