KONTAN.CO.ID -
Pemain asuransi kian bertambah. Tiap perusahaan berlomba-lomba menawarkan produk yang inovatif dengan harga bersaing dengan manfaat lebih besar. Lilis Samsudin, Presiden Direktur PT MNC Life Assurance, berbagi cerita kepada Jurnalis KONTAN, Francisca Bertha terkait langkahnya untuk bisa membuat asuransi bisa dijangkau oleh masyarakat luas. Saya bergelut di dunia asuransi sebenarnya sudah 22 tahun. Sampai akhirnya pada April 2018 lalu, saya bergabung dengan PT MNC Life Asssurance sebagai an interim CEO. Baru pada Oktober 2018, saya menjadi CEO penuh.
Begitu ditunjuk pertama kali, saya diminta mengembangkan perusahaan ini. Salah satu caranya adalah mengembangkan teknologi alias melakukan digitalisasi. Pasalnya, cara tradisional di industri asuransi tidak bisa diterapkan seperti dahulu. Untuk menaikkan penjualan dengan cara tradisional sudah banyak tantangannya. Sebenarnya, MNC Life Assurance ini sudah menerapkan digitalisasi sejak Februari 2018 dengan mengeluarkan aplikasi Hario Siaga yang bisa digunakan di Android. Jadi, dengan aplikasi ini, kita bisa membeli langsung asuransi kecelakaan dengan harga sangat terjangkau, yakni Rp 50.000 per tahun. Caranya mudah, hanya mengisi beberapa data dan mengikuti petunjuk. Cara ini bisa menjangkau masyarakat luas. Kalau penawaran secara tatap muka cenderung lambat. Nah, saya bertugas untuk melanjutkan digitalisasi ini. Sejauh ini, memang sudah kelihatan pertumbuhannya dari bulan ke bulan. Bahkan, kami sempat dapat
award sebagai Innovative Company Life Insurance dari salah satu media. Namun, digitalisasi ini harus ditunjang dengan kegiatan promosi. Apalagi, masyarakat Indonesia masih belum menerapkan
insurance minded. Kebanyakan orang baru mengenal asuransi kesehatan. Padahal macamnya banyak, mulai dari asuransi kecelakaan, pendidikan, hari tua, dan lainnya. Karena itu, kami coba datang ke berbagai komunitas, khususnya universitas, untuk mengenalkan produk yang cocok untuk usia milenial ini. Selain itu, kami juga kerjasama penjualan dengan Future Ready. Di awal tahun ini, juga kami berencana mulai bekerjasama dengan salah satu perusahaan untuk menjual produk asuransi lewat daring. Kanal ini bukan hanya untuk pembelian, tetapi juga end to end service. Tapi, kami belum bisa ceritakan detailnya sekarang. Terkait hasil digitalisasi, kami belum ada angka detail pertumbuhan penjualan secara daring. Hanya saja, tahun 2018, penjualan kami bisa tumbuh 55% lantaran didukung penjualan daring ini. Namun, penjualan lewat bank masih mengambil porsi 79%. Intinya, meskipun kami fokus mengembangkan digitalisasi, cara tradisional, yakni tatap muka, tidak kami tinggalkan. Tahun depan, harapan kami MNC Life bisa mencatatkan pertumbuhan premi sebesar 26%. Untuk target pertumbuhan dari penjualan daring, kami masih harus menunggu data akhir 2018. Perkiraan saya, tahun depan produk asuransi kesehatan masih akan menopang pendapatan MNC Life, yaitu sebesar 30%. Yang menjadi penopang lainnya adalah produk
return of premium (ROP), yaitu produk yang uang preminya dibayarkan 5 tahun dan bisa kembali dalam 10 tahun mendatang. Tim yang gesit Rencananya, kami akan ada produk baru lagi di 2019. Fokus kami lebih untuk menguatkan sinergi antara produk, marketing, dan distribusi. Sebab, produk yang bagus tidak bisa diterima dengan baik jika distribusi dan marketingnya tidak bagus. Semua langkah itu bertujuan untuk membuat perusahaan ini bisa maju. Namun, kemajuan itu bukan karena hasil kepemimpinan saya sendiri, justru didukung dari hasil semua tim. Makanya, penting untuk mengisi sumber daya manusia di perusahaan ini dengan training. Pasalnya, orang pintar jika tidak diisi ilmu, ya tidak bisa bekerja dengan baik. Dalam pekerjaan itu, yang paling penting kerjasama. Karyawan saya harus punya motivasi, berpikir positif, dan tahan banting. Saya juga memberikan kebebasan ke karyawan untuk berinovasi. Makanya, kami suka mengadakan kontes inovasi, bukan saja secara produk, tetapi juga dari sisi efisiensi. Selain itu, saya mengharapkan sebuah tim yang gesit. Saya tidak tahan dengan pekerja yang lambat. Itu sebabnya, saya butuh tatap muka dengan calon tim saya untuk melihat sifat mereka. Pintar dan punya kepribadian yang baik saja tidak cukup, tapi harus punya speed. Sebagai seorang wanita, saya merasa tidak kesulitan untuk bisa memimpin karyawan di MNC Life. Secara ilmu, sebenarnya pemimpin pria dan wanita sama saja.
Malah justru saya merasa lebih unggul dari pria karena lebih bisa mendengarkan keluh kesah karyawan. Kalau pria kan agak aneh, ya. Itulah yang membuat saya siap mendengarkan ide-ide dari tim MNC Life. Hanya saja, tidak semuanya saya dengarkan. Saya harus cukup tegas memilah mana info dan ide yang cocok dan yang tidak untuk menjaga agar struktur organisasi berjalan baik. Jangan sampai semuanya ke saya, lalu atasan mereka merasa tak dipedulikan. ◆ Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Mesti Sinaga