KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Armada Indonesia Tbk (
IPCM) optimistis dapat melanjutkan kinerja moncer di tahun 2023. Hingga akhir tahun ini, operator pelabuhan ini menargetkan pendapatan tumbuh 5%. Direktur Utama IPCM Shanti Puruhita mengatakan, tahun ini perseroan juga lebih siap menghadapi sentimen eksternal, contohnya perang Rusia dan Ukraina yang masih akan berlanjut. Maklum, akibat perang tersebut mempengaruhi tingginya biaya bahan bakar. "Karena 40% biaya kami adalah BBM, dan kenaikannya 2 kali lipat dari angka yang kami prediksi di tahun 2022," ujarnya dalam Analysts’ Meeting, Senin (4/4).
Untuk itu, pihaknya melakukan ekspansi area bisnis untuk memperluas pasar dan melakukan segala hal terkait efisiensi pelaksanaan operasional untuk menyeimbangkan biaya tersebut. Adapun IPCM telah ekspansi di Meulaboh, Aceh; Nipah, Selat Malaka; dan Halmahera Maluku Utara di Teluk Weda. Shanti mengatakan, tahun ini perseroan juga masih akan fokus perluasan pasar di Indonesia Timur memanfaatkan momentum
booming nikel yang bisa dielaborasi lebih jauh. Sayangnya, ia belum bisa membeberkan lebih jauh terkait rencana pengembangan di sana lantaran bersifat bisnis ke bisnis.
Baca Juga: Jasa Armada Indonesia (IPCM) Kantongi Laba Bersih Rp 150,6 Miliar pada 2022 Selain perluasan pasar, IPCM juga masih akan menambah armada. Nah, untuk memuluskan rencana tersebut Jasa Armada Indonesia menganggarkan belanja modal atawa
capital expenditure (capex) sebesar Rp 124,5 miliar. "Anggaran belanja modal salah satunya, penambahan investasi untuk armada," kata Direktur Keuangan IPCM Reini Delfianti. Sebelumnya, Kementerian BUMN menargetkan pendapatan IPCM bertumbuh 3%-5% tahun ini. Shanti menilai, dengan berbagai strategi yang disiapkan pihaknya optimistis, minimal bisa menyamai target, bahkan melampauinya. Tahun lalu, IPCM mencetak pendapatan sebesar Rp 980 miliar atau tumbuh 19,5% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 820 miliar. Adapun laba bersih IPCM juga meningkat 10% menjadi Rp 150,6 miliar dari sebelumnya Rp 136,6 miliar. IPCM juga sudah mulai ancang-ancang bersiap ekspansi ke luar Negeri. Shanti mengungkapkan, Jasa Armada Indonesia memiliki rencana jangka panjang untuk meraih pasar-pasar baru di luar negeri. Ancang-ancang itu dengan penempatan dua kapal di Nipah, Selat Malaka sebagai bagian paling depan dari Indonesia. "Kami berusaha
head-to-head dengan teman-teman di luar dengan memasuki perairan Nipah. Di sana, kami
head-to-head dengan Singapura dan Malaysia," ungkapnya.
Dirinya optimistis pihaknya mampu bersaing, apalagi disebutnya akan ada aturan terbaru yang akan keluar. Shanti menyebutkan, aturan tersebut akan mengatur kapal tanker untuk tidak boleh menepi di dalam area pelabuhan Singapura dan harus berada di luar. "Dengan begitu, bisa menjadi potensi bisnis bagi kami," imbuhnya.
Pada penutupan perdagangan, Selasa (4/4) harga IPCM ditutup stagnan di level Rp 272. Dalam sepekan terakhir harga sahamnya terlihat naik 0,74%. Equity Research Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang melihat belum ada indikasi yang solid dari beberapa indikator. "MACD masih cenderung
sideways dan
stochastic RSI masih di
overbought area atau indikasi awal pelemahan," ujarnya dihubungi terpisah. Ia pun menyarankan
wait and see untuk saham IPCM. Adapun
support 1 di Rp 256 dan
support 2 pada level Rp 266 dan
resistance 1 dan 2, masing-masing Rp 276 dan Rp 280. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari