KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI) mencatatkan penyerapan anggaran belanja modal alias
capital expenditure (capex) sebesar Rp 379 miliar hingga bulan Juni 2024. Vice President Investor Relation & Public Affairs AALI, Fenny Sofyan mengatakan, serapan capex di semester I 2024 turun 21,8% secara tahunan alias
year on year (yoy). Pada semester I 2023, AALI menyerap capex sebesar Rp 485 miliar. Berdasarkan catatan Kontan, total anggaran capex AALI di tahun 2024, yaitu sekitar Rp 1,3 triliun – Rp 1,4 triliun.
Penurunan itu disebabkan ditahannya belanja yang dilakukan AALI pada tahun 2020 dan 2021 akibat musim kemarau panjang serta pandemi Covid-19. Setelah kondisi itu berakhir, AALI pun menyerap capex secara masif di tahun 2023 untuk memperbaiki seluruh infrastruktur pendukung. “Serapan capex per Juni 2024 ini sebenarnya cenderung normal, tetapi secara angka jadi terlihat turun 21,8% dari tahun 2023,” ujarnya dalam Astra Media Day 2024, Rabu (18/9).
Baca Juga: Produksi TBS Astra Agro Lestari (AALI) Capai 2,1 Juta Ton hingga Juli 2024 Fenny mengungkapkan, mayoritas capex digunakan untuk penanaman kembali alias replanting tanaman yang sudah tua. Saat ini, banyak tanaman sawit AALI yang umurnya sudah tidak produktif lagi, sehingga butuh dilakukan replanting. AALI sendiri menargetkan replanting seluas 4.000 - 5.000 hektare setiap tahunnya. Namun, di tahun 2024 ini AALI hanya melakukan replanting untuk sekitar 3.000 hektare. Hal ini untuk menjaga jumlah tanaman sawit yang menghasilkan, sehingga proses replanting tidak mengganggu produksi AALI secara keseluruhan. “Namun, per Juli 2024 ini jumlah replanting memang lebih tinggi 38% dari tahun lalu,” paparnya. Jumlah lahan AALI yang dilakukan replanting diperkirakan masih akan naik hingga 4.000 hektare di akhir tahun 2024. Namun, perseroan juga masih menunggu kondisi cuaca di sisa tahun ini, khususnya cuaca akibat La Nina. “Kalau curah hujannya tinggi, lahan yang di-replanting kemungkinan tidak terlalu banyak karena akan terkendala,” paparnya.
Fenny menuturkan, AALI melakukan inovasi bibit yang digunakan dalam proses replanting di tahun ini. Bibit hasil inovasi perseroan diharapkan bisa memberikan produktivitas yang jauh lebih besar pada lima tahun pasca penanaman. Di sisi lain, bibit inovasi AALI ini diklaim bisa menurunkan biaya pemupukan sekitar 25%-28%. “Namun, kegiatan replanting tidak seluruhnya menggunakan bibit baru ini. Masih sekitar 5% yang pakai bibit ini,” tuturnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari