KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) diharapkan mampu mencatatkan pertumbuhan kredit
double digit di kuartal terakhir ini. Sentimen di akhir tahun menjadi momentum bagi BBNI untuk menyalurkan kredit lebih banyak terutama untuk korporasi swasta.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, BBNI merupakan salah satu emiten perbankan yang mampu mencetak pertumbuhan kredit tetap positif. Kredit BBNI sukses bertumbuh sekitar 7,8% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 671,37 triliun pada kuartal ketiga 2023. Pertumbuhan penyaluran kredit BBNI tersebut juga sesuai harapan dengan proyeksi manajemen, yang mengharapkan pinjaman utama akan berasal dari segmen korporasi swasta. Sementara itu,
net interest margin (NII) BBNI mengalami kenaikan sebesar 3,1%YoY pada kuartal ketiga.
BBNI mampu meraih pertumbuhan laba bersih sebesar 15.1% YoY dalam periode sembilan bulan tahun 2023 menjadi Rp 15,75 triliun. Rendahnya biaya provisi menjadi salah satu daya dorong yang utama dalam menjaga kinerja solidnya BBNI.
Baca Juga: AMMN Jadi Kandidat Terkuat Masuk Indeks MSCI, Ini Rekomendasi Sahamnya dari Analis Nico tetap yakin BBNI akan mencatatkan kinerja positif pada kuartal terakhir tahun ini, meskipun tekanan
cost of fund (CoF) atau biaya dana muncul yang terlihat dari kenaikan menjadi 2.1% pada kuartal ketiga 2023. Dimana salah satu penyebab naiknya biaya dana akibat perubahan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI). Menurut Nico, suku bunga yang dikerek naik bisa meningkatkan margin, namun di sisi lain akan menyebabkan penurunan pertumbuhan kredit. Oleh sebab itu, fokus terhadap kualitas merupakan salah satu strategi BBNI untuk menjaga pertumbuhan.
Non performing loan (NPL) BBNI sendiri sudah turun dari sebelumnya 3% menjadi 2.3% YoY per September 2023. Adapun Manajemen BBNI masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan kredit 2023 sebesar 7% - 9%, dengan segmen korporasi swasta menjadi kontributor utama. Kualitas pertumbuhan masih akan menjadi salah satu fokus utama BBNI. “Stabilitas pemulihan ekonomi dan terjaganya daya beli serta konsumsi juga menjadi salah satu alasan meningkatnya aktivitas transaksi yang tentu akan menjaga kinerja BBNI,” imbuh Nico kepada Kontan.co.id, Senin (13/11).
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menyoroti bahwa pertumbuhan kredit BBNI yang ditopang segmen korporasi swasta sejalan dengan solidnya perekonomian domestik. Kinerja ekspor-impor pun masih cukup bagus yang tercermin dari surplus neraca perdagangan. Korporasi swasta memang menjadi incaran BBNI terutama emiten tergolong
blue chip. Sektor-sektor yang saat ini banyak dilirik BNI adalah yang berhubungan dengan hilirisasi, tambang, hingga energi.
Baca Juga: ROE Emiten Tambang Anggota Indeks Kompas100 Tinggi, Begini Kata Analis “Jadi wajar saja perusahaan swasta terus lakukan ekspansi bisnis. Apalagi BBNI merupakan Bank KBMI 4 yang bisa memberikan likuiditas dan stabilitas pinjaman,” ucap Nafan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/11). Nafan optimis pertumbuhan kredit BBNI bisa tumbuh
double digit pada kuartal IV-2023 ini. Kinerja BBNI bisa terangkat lebih tinggi berkat adanya kombinasi positif dari meningkatnya konsumsi di masa jelang pemilu seiring naiknya belanja pemerintah dan momentum Nataru yang bisa mendorong pertumbuhan pinjaman.
Nafan merekomendasi
buy on weakness untuk BBNI dengan target harga sebesar Rp 5.850 per saham. Kalau Nico merekomendasikan beli untuk BBNI dengan target harga sebesar Rp 5.650 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi