KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) masih terus memfokuskan kinerjanya pada tahun ini untuk proyek pengembangan kawasan industri yang akan dibangun di Subang, Jawa Barat. Proyek Subang City of Industry sudah dimulai sejak tahun 2017. SSIA setidaknya butuh Rp 4 triliun baik untuk pembebasan lahan maupun pengembangan kawasan industri seluas 2.000 hektare itu dalam waktu tiga hingga lima tahun ke depan. Head of Investor Relations SSIA Erlin Budiman mengatakan, terdekat perusahaan berencana meluncurkan 250 hektar kawasan tersebut sebagai fase I pembangunan pada tahun 2020 mendatang. “Untuk groundbreaking memang agak terlambat, dari yang awalnya direncanakan pertengahan tahun, akan dilangsungkan pada akhir tahun ini,” kata Erlin, Selasa (21/5). Untuk menggarap wilayah fase I kawasan tersebut, Erlin mengatakan pihaknya mengandalkan beberapa alternatif pendanaan. Salah satunya adalah dengan menggunakan uang hasil divestasi aset SSIA. Emiten properti ini baru saja mendivestasikan aset berupa tanah seluas 100 hektare. Dari divestasi tersebut, SSIA mengantongi Rp 350 miliar. “Divestasi itu di luar inventory landbank kami,” jelasnya.
Fokus Surya Semesta Internusa (SSIA) tahun ini masih untuk Subang City of Industry
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) masih terus memfokuskan kinerjanya pada tahun ini untuk proyek pengembangan kawasan industri yang akan dibangun di Subang, Jawa Barat. Proyek Subang City of Industry sudah dimulai sejak tahun 2017. SSIA setidaknya butuh Rp 4 triliun baik untuk pembebasan lahan maupun pengembangan kawasan industri seluas 2.000 hektare itu dalam waktu tiga hingga lima tahun ke depan. Head of Investor Relations SSIA Erlin Budiman mengatakan, terdekat perusahaan berencana meluncurkan 250 hektar kawasan tersebut sebagai fase I pembangunan pada tahun 2020 mendatang. “Untuk groundbreaking memang agak terlambat, dari yang awalnya direncanakan pertengahan tahun, akan dilangsungkan pada akhir tahun ini,” kata Erlin, Selasa (21/5). Untuk menggarap wilayah fase I kawasan tersebut, Erlin mengatakan pihaknya mengandalkan beberapa alternatif pendanaan. Salah satunya adalah dengan menggunakan uang hasil divestasi aset SSIA. Emiten properti ini baru saja mendivestasikan aset berupa tanah seluas 100 hektare. Dari divestasi tersebut, SSIA mengantongi Rp 350 miliar. “Divestasi itu di luar inventory landbank kami,” jelasnya.