Fokus tingkatkan ekspor kakao, replanting jadi solusi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menggelar rapat koordinasi (rakor) membahas upaya peningkatan ekspor komoditas pertanian di tahun 2019 pada Rabu (16/1) pagi.

Kakao termasuk salah satu produk pertanian yang tahun ini akan digenjot produksinya selain tanaman potensial untuk ekspor seperti sawit, kopi dan karet.

"Pagi ini kita tidak hanya membahas kakao saja. Tapi, kita juga membahas prosedur ekspor selain kakao," kata Menko Darmin, Rabu (16/1).


Pengamat kakao Soetanto Abdullah menyebut replanting memberikan dampak yang signifikan bagi perkebunan kakao.

"Dari pengalaman lalu, yang paling memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan produksi adalah rehabilitasi dan replanting," ungkapnya.

Ia mengatakan berbagai rangkaian atau proses replanting yang dilakukan ini mampu menggenjot produktivitas kakao lebih dari 100% per hektare.

"Jadi untuk tahun pertama, yang perlu dilakukan adalah rehabilitasi dan replanting. Kemudian, harus diikuti di tahun kedua dengan intensifikasi terhadap tanaman tersebut," jelasnya.

Dengan replanting, di tahun 2020 produktivitas kakao adalah 250 kilogram (kg)/ha. Pada tahun 2021 akan meningkat sekitar 500 kg/ha. Dilanjutkan tahun 2022 sekitar 750 kg/ha, dan di tahun 2023 mencapai 1000 kg/ha.

"Dengan catatan bahwa setelah replanting tahun ini harus diikuti dengan intensifikasi di tahun depan. Kalau tidak replanting, tiga tahun mendatang produktivitas akan turun drastis begitu juga sebaliknya," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi