KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 800 miliar pada tahun 2024. Chief Financial Officer (CFO) DSNG, Jenti Widjaja menjelaskan, peningkatan produktivitas kebun dan serta penambahan aset tetap baru menjadi agenda perusahaan ini. Oleh karena itu, "Capex sekitar Rp 800 miliar tersebut akan digunakan untuk peningkatan produktivitas kebun, mekanisasi, penelitian dan pengembangan, hingga penambahan aset tetap perseroan ini," ungkap Jenti kepada KONTAN, Kamis (29/2).
Baca Juga: Dharma Satya (DSNG) Lihat Potensi Bisnis Lebih Prospektif pada 2024, Ini Pendorongnya Sebagai gambaran, bisnis minyak kelapa sawit masih menopang kinerja DSNG selama ini. Segmen bisnis tersebut berkontribusi 88% atau sekitar Rp 8,4 triliun terhadap total penjualan DSNG yang mencapai Rp 9,5 triliun selama tahun 2023. Manajemen DSNG memperkirakan, baik dari sisi produksi maupun volume penjualan tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. DSNG memprediksikan, bisnis minyak sawit ini masih akan bertumbuh satu digit pada tahun 2024.
"Ini sejalan dengan bertambahnya tanaman yang memasuki usia prima dan program replanting untuk tanaman usia tua," tambahnya. Di sisi lain, pihaknya melihat segmen minyak sawit masih memiliki peluang lebih baik pada 2024. DSNG pun memprediksikan, kebutuhan crude palm oil (CPO) masih akan tinggi, baik di pasar domestik maupun luar negeri, sehingga mengerek naik harga CPO Tanah Air. Selain minyak sawit, DSNG berharap industri kayu di tahun 2024 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Potensi perbaikan pasar kayu itu akan ditopang pemulihan ekonomi di negara-negara tujuan utama pasar kayu, seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Eropa.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Siapkan Capex Rp 800 Miliar Tahun Ini Selain itu, normalnya kembali inventory produk panel di Jepang diharapkan akan meningkatkan kinerja industri ini di tahun 2024. Sejauh ini, segmen produk kayu DSNG pada tahun lalu masih terkontraksi. Angka penjualan produk kayu tercatat senilai Rp 1,1 triliun, merosot 29% secara tahunan atau
year on year (yoy) dibanding penjualan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,5 triliun. Segmen produk kayu berkontribusi sekitar 12% terhadap total penjualan DSNG pada tahun 2023.
Jenti menyatakan, di tahun ini DSNG akan tetap berfokus pada peningkatan kuantitas dan kualitas produk kayu untuk mengerek penjualan.
Baca Juga: Penjualan Produk Kayu Dharma Satya Nusantara (DSNG) Turun 29% pada Tahun 2023 "Selain itu, kami juga berpeluang mangambil alih pasar yang ditinggalkan oleh pemain industri kayu yang sempat menghentikan produksinya selama dua tahun terakhir," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli