KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Food Station Tjipinang Jaya akan mengajukan impor bawang putih sebanyak 22.000 ton. "Tahun depan kita mengajukan impor 22.000 ton, kita harapkan bisa terealisasi," kata Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi, Selasa (17/12).
Baca Juga: Catat, LRT Kelapa Gading-Velodrome Beroperasi 1 Desember 2019, Tiketnya Rp 5.000 Arief mengatakan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga bawang yang terjadi. Ia mengatakan, saat ini pihaknya belum mengajukan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) terkait impor tersebut karena nantinya impor akan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan pasar. Arief mengatakan, rencananya impor bawang itu berasal dari Tiongkok dengan kisaran harga Rp 17.000 - Rp 18.000/kg. Dengan harga beli tersebut, harga jualnya sekitar Rp 22.000 - Rp 25.000/kg di Pasar Induk Kramat Djati. Lebih lanjut, Arief mengatakan, saat ini kebutuhan beras di Jakarta sebanyak 82.000 ton per bulan-90.000 ton per bulan. Sebab itu, untuk memasok pangan tahun depan pihaknya telah melakukan beberapa upaya untuk pengadaan beras.
Baca Juga: Jelang akhir tahun, pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang terjaga Diantaranya, kerjasama dengan pemerintah daerah, kemitraan dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) dan adanya kontrak farming yakni kepastian produk di suatu daerah yang akan dibeli oleh PT Food Station Tjipinang Jaya. Pasalnya, dalam satu tahun, neraca pangan beras di Jakarta mencapai sekitar 1,2 juta sampai 1,3 juta ton beras. Angka itulah yang membuat Food Station Tjipinang Jaya mencari sumber beras di wilayah lain Indonesia yang salah satunya berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebab, neraca pangan beras di Sulsel terbilang terbilang surplus. Arief yakin kinerja Food Station dalam menjaga stok pangan di Jakarta semakin membaik. "Food station ini revenue nya sudah bisa mencapai Rp 2,2 triliun," ucap Arief. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .