Food Station bukukan penjualan Rp 549 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu Badan Usaha milik Daerah, PT Food Station Tjipinang Jaya mencatat penjualan sebesar Rp 549 miliar hingga kuartal III tahun ini. Penjualan ini didominasi oleh kontribusi penjualan beras yang lebih dari 55.000 ton, dengan nilai Rp 450 miliar. Selain beras, Food Station juga mendistribusikan gula, minyak goreng, dan telur.

Meski tidak menyebutkan angka penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi mengatakan penjualan produk Food Station Tjipinang Jaya meningkat sangat pesat.

Menurutnya, peningkatan penjualan ini terjadi setelah Food Station memasuki pasar komersial. Dia bilang, saat ini produk Food Station diperuntukkan bagi penjualan komersial modern market, program pangan murah pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), pasar murah, penjualan secara online serta digunakan untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).


"Dulu Food Station hanya untuk operasi pasar, belum seperti sekarang. Tantangannya dulu adalah menjaga stabilisasi, kemudian kami berpikir kalau mau stabilisasi caranya adalah dengan masuk ke perdangangan," ujar Arief kepada Kontan.co.id, Minggu (29/10).

Menurut Arief, Food Station baru masuk ke pasar komersial sejak September 2015, dan mulai aktif pada 2016. Saat ini Food Station pun memiliki pabrik pengolahan beras sendiri dengan jumlah produksi 80-100 ton setiap harinya.

"Penjualan kita sudah bisa 2.000 sampai 3.000 ton dalam sebulan. Kalau bulan ini bertambah 5.000 ton karena ada operasi pasar," tambah Arief.

Hingga akhir tahun Food Station menargetkan akan mencapai penjualan hingga sekitar Rp 600 miliar. Melihat nilai penjualan yang sudah dicapai saat ini, Arief berharap Food Station akan mampu mencapai penjualan hingga Rp 700 miliar.

Food Station juga berfungsi untuk menstabilkan pasokan beras dan harga. Arief mengatakan, saat ini Food Station sedang fokus untuk menstabilkan harga dan stok beras untuk kawasan Jakarta. Pasalnya, dalam satu hingga dua bulan ke depan akan terjadi masa-masa kritis sebelum memasuki masa panen raya.

"Saat ini harus menjaga harga dan stok. Sekarang ada stok beras, tetapi harus ekstra keras menjaganya. Harga gabah kan cukup tinggi, sekarang sudah di atas Rp 5.000 per kg," terang Arief.

Sementara itu pasokan beras di Pasar Induk Cipinang saat ini sudah mencapai 52.000-53.000 ton. Menurut Arief pasokan tersebut aman karena batas stok aman sebesar 30.000 ton. Dia mengatakan, pasokan beras medium memang berkurang, namun mereka telah meminta Bulog intuk mengirim beras medium ke Pasar Induk Cipinang.

"Saat ini sedang ada proses pengiriman 5.000 ton pada bulan Oktober untuk diguyur ke pasar induk Cipinang. itu salah satu bentuk stabilitasi stok," kata Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia