Foom Lab siap isi permintaan rokok elektrik yang kian tinggi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan rokok elektrik atau vaping semakin meningkat terbukti dengan adanya  peningkatan transaksi terus-menerus pada industri ini. Merujuk pada data dari Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), hingga saat ini pengguna vape di Indonesia diperkirakan telah mencapai 2,2 juta pengguna dan 5.000 penjual vape di seluruh Indonesia 

PT Foom Lab Global pun meluncurkan Rokok Elektrik Sistem Terbuka (open system). FOOM menawarkan pilihan beragam liquid rasa unik dan disesuaikan dengan cita rasa masyarakat Indonesia. FOOM telah berdiri sejak November 2019, dengan jalur distribusi ke berbagai distributor resmi, retailers dan ke Alfamart. 

Baca Juga: Simplifikasi tarif cukai mengancam rantai bisnis pelaku IHT


Pembelian secara online juga dapat dilakukan melalui situs web Foom.id atau melalui beragam online e-commerce. Saat ini FOOM tersedia di ratusan toko ritel Alfamart dan berencana untuk ekspansi ke hampir 2.000 Alfamart di seluruh Indonesia dalam tahun ini. 

Co-Founder Foom Lab Global, Feranti Susilowati mengatakan misi utama FOOM adalah membantu perokok dewasa beralih dari rokok konvensional ke cara yang lebih aman dan juga lebih bertanggung jawab dalam mengonsumsi nikotin. "FOOM percaya dalam menciptakan kembali cara merokok serta meningkatkan kehidupan perokok dewasa. FOOM bertujuan untuk membantu perokok untuk melupakan merokok dengan cara lama," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (21/7). 

Paket FOOM sebagai pengganti rokok tersedia dari FOOM stick, cartridge isi ulang yang dapat diisi ulang hingga 3 kali sehingga sangat terjangkau dan ekonomis bagi konsumen dan hiper-lokalisasi liduid vape, produksi in-house, dengan cita rasa yang cocok untuk perokok dewasa di Indonesia.

"FOOM ingin meningkatkan kualitas hidup perokok dewasa di Indonesia agar memiliki kebebasan yang lebih bertanggung jawab dalam kehidupan mereka. Di FOOM, sejak awal kami berkomitmen untuk memberikan memberikan pengalaman pelanggan sepenuhnya, dari sejak awal, tanpa repot membeli FOOM, kapan saja, di mana saja, dengan beragam pilihan kurir cepat," katanya.

Baca Juga: Meningkatkan nilai tambah tanaman tembaku melalui proses ekstraksi

Berdasarkan tren saat ini, permintaan dan pasar untuk rokok elektrik masih sangat tinggi. Pada 2018, pasar rokok elektrik di Indonesia mencapai US$ 410,6 juta. Sementara, pendapatan negara dari cukai Hasil Tembakau Lainnya (HPTL) pada 2019 telah mencapai Rp 427,1 miliar.

Pada 2018 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, 225.720 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berkaitan dengan konsumsi rokok. Mengingat bahwa 67 juta orang atau sekitar 39% di Indonesia adalah perokok dewasa, jumlah ini menjadikan FOOM memiliki potensi besar dengan hadir di Indonesia sebagai rumah dari jumlah perokok dewasa terbesar di antara negara Asia Tenggara lainnya.

Di sisi lain masyarakat dinilai semakin sadar akan pentingnya kesehatan akan merokok, banyak dari mereka yang mulai beralih dari kebiasaan merokok secara konvensional beralih ke cara mengokonsumsi nikotin yang lebih aman. 

Berdasarkan penelitian Public Health England, tingkat bahaya rokok elektrik 95% lebih aman dibandingkan rokok biasa dan kini telah menjadi gaya hidup baru bagi sebagian orang di Indonesia. 

Baca Juga: Produk tembakau alternatif butuh dukungan pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi