KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ford Motor mengatakan telah mencatat penurunan nilai aset sebesar US$ 19,5 miliar dan berniat menghentikan beberapa model kendaraan listrik. Ini menjadi kemunduran bagi industri otomotif bertenaga baterai sebagai respons terhadap kebijakan pemerintahan Trump dan melemahnya permintaan kendaraan listrik (EV). Perusahaan yang berbasis di Dearborn, Michigan ini mengatakan akan mengganti seri F-150 Lightning, yang sepenuhnya listrik dengan model baru yang menggunakan mesin bertenaga bensin untuk mengisi ulang baterai. Ford juga membatalkan truk listrik generasi berikutnya, yang diberi kode nama T3, serta van komersial listrik yang direncanakan.
“Ketika pasar benar-benar berubah selama beberapa bulan terakhir, itulah yang menjadi pendorong bagi kami untuk mengambil keputusan ini,” kata CEO Ford, Jim Farley, kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Baca Juga: Trump Siapkan Gugatan ke BBC Terkait Editan Pidato Capitol 2021 Ford mengatakan akan beralih sepenuhnya ke model bensin dan hibrida, dan pada akhirnya akan mempekerjakan ribuan pekerja, meskipun akan ada beberapa PHK di pabrik baterai Kentucky yang dimiliki bersama dalam waktu dekat. Perusahaan memperkirakan, campuran globalnya antara hibrida, EV jarak jauh, dan EV murni akan mencapai 50% pada tahun 2030, dari 17% saat ini. Ford akan menyebarkan penurunan nilai aset, yang sebagian besar dilakukan pada kuartal keempat dan berlanjut hingga tahun depan dan hingga tahun 2027, kata perusahaan itu. Di mana, penurunan nilai aset sekitar US$ 8,5 miliar terkait dengan pembatalan model EV yang direncanakan. Sementara sekitar US$ 6 miliar terkait dengan pembubaran usaha patungan baterai dengan SK On Korea Selatan, dan US$ 5 miliar untuk apa yang disebut Ford sebagai "biaya terkait program." Ford juga menaikkan proyeksi laba sebelum bunga dan pajak (EBITDA) yang disesuaikan untuk tahun 2025 menjadi sekitar US$ 7 miliar, naik dari kisaran sebelumnya US$ 6 miliar hingga US$ 6,5 miliar. Saham Ford naik sekitar 1% dalam perdagangan setelah jam kerja.
KEBIJAKAN TRUMP MEMBENTUK KEMBALI PASAR EV
Pergeseran Ford mencerminkan respons industri otomotif terhadap menurunnya permintaan model bertenaga baterai, setelah perusahaan mobil menginvestasikan ratusan miliar dolar ke dalam investasi EV di awal dekade ini. Prospek kendaraan listrik meredup secara signifikan tahun ini karena kebijakan Presiden AS Donald Trump mencabut dukungan federal untuk kendaraan listrik dan melonggarkan aturan emisi gas buang, yang dapat mendorong produsen mobil untuk menjual lebih banyak mobil bertenaga bensin. Penjualan kendaraan listrik di AS turun sekitar 40% pada bulan November 2025, menyusul berakhirnya kredit pajak konsumen sebesar US$ 7.500 pada 30 September, yang telah berlaku selama lebih dari 15 tahun untuk mendorong permintaan. Pemerintahan Trump juga memasukkan dalam RUU pajak dan pengeluaran besar-besaran yang disahkan pada bulan Juli pembekuan denda yang dibayarkan produsen mobil karena melanggar peraturan efisiensi bahan bakar. F-150 Lightning mulai diproduksi pada tahun 2022 dengan banyak sorotan—komedian Jimmy Fallon menulis lagu tentang truk tersebut. Ford meningkatkan produksi model tersebut untuk memenuhi lonjakan pesanan sebanyak 200.000 unit, tetapi penjualan belum mampu mengimbanginya.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Kompak Ditutup Turun 1% di Awal Pekan Ini, Simak Sentimennya Ford menjual 25.583 unit Lightning hingga November tahun ini, penurunan 10% dari periode tahun sebelumnya. Penerus F-150 Lightning, truk T3, seharusnya dibangun dari awal di kompleks baru di Tennessee, dan menjadi bagian inti dari jajaran EV generasi kedua Ford. Ford kini mengganti produksi pikap EV tersebut dengan truk bertenaga bensin baru mulai tahun 2029 di pabrik Tennessee. Ford secara efektif menghentikan seluruh model EV generasi keduanya dengan pengumuman hari Senin. Untuk jajaran EV masa depannya, perusahaan tersebut mengalihkan fokus ke model EV yang lebih terjangkau, yang dirancang oleh tim khusus di California. Ford berencana untuk mematok harga model pertama dari tim tersebut sekitar US$ 30.000 dan memulai penjualan pada tahun 2027. Ford membangun truk EV ukuran menengah ini di pabrik Louisville-nya.
Baca Juga: Spotify Mengalami Gangguan, Sahamnya Anjlok pada Senin (15/12) “Daripada menghabiskan miliaran dolar lebih banyak untuk kendaraan listrik besar yang sekarang tidak memiliki jalan menuju profitabilitas, kami mengalokasikan uang itu ke area yang menghasilkan pengembalian lebih tinggi,” kata Andrew Frick, kepala operasi kendaraan bensin dan listrik Ford. Awal tahun ini, Ford mengatakan pihaknya memperkirakan akan merugi sekitar US$ 5 miliar dari bisnis kendaraan listriknya tahun ini, hampir sama dengan kerugian pada tahun 2024.