KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (
INCO), Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) China dan produsen mobil dunia Ford Motor Co (Ford) menandatangani nota kerjasama yang tidak mengikat dalam kerja sama tiga pihak untuk memproses bijih nikel di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kerja sama tiga pihak ini juga untuk memastikan kebutuhan nikel Ford dan jutaan pelanggan kendaraan listrik Ford bisa terpenuhi. Kerja sama tersebut mengacu pada kerangka perjanjian yang telah disepakati antara Vale Indonesia dan Huayou pada 27 April 2022, terkait pengembangan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Blok Pomalaa.
Smelter ini memiliki total kapasitas produksi hingga mencapai 120.000 metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk
mixed hydroxide precipitate. Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia mengatakan, pihaknya senang Ford turut dalam kemitraan untuk Proyek HPAL di Blok Pomalaa.
Baca Juga: Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, Intip Saham yang Menarik Dilirik Hari ini (21/7) “Proyek ini semakin menegaskan jika keberadaan Indonesia dalam industri mobil listrik dunia begitu penting, hal itu ditopang dengan dukungan masyarakat dan sumber daya alam yang tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengedepankan praktik pertambangan berkelanjutan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (21/7). Febiany bilang, pihaknya berterima kasih atas dukungan pemerintah Indonesia pada proyek ini. Dia berharap dapat terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan untuk menciptakan nilai dan peluang jangka panjang berkelanjutan terutama bagi masyarakat di mana Vale Indonesia beroperasi. Deshnee Naidoo, Wakil Presiden Eksekutif Base Metals Vale selaku Komisaris Utama Vale Indonesia menambahkan, pihaknya memiliki rekam jejak operasi selama beberapa dekade di Indonesia dalam memproduksi nikel secara aman dan berkelanjutan. “Kami berharap dapat bekerja sama dengan mitra lain yang sejalan dalam senantiasa mengedepankan aspek keberlanjutan pada generasi baru proyek pengembangan yang di desain untuk memberikan dampak minimal terhadap lingkungan serta bermanfaat bagi sosial ekonomi lokal dan nasional di masa depan,” ujarnya.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Saat IHSG Reli Menanti Keputusan Bunga BI Lisa Drake, Wakil Presiden Ford Model e, EV Industrialization mengatakan, kerja sama tiga pihak ini tentunya adalah cara yang kreatif untuk memastikan kebutuhan nikel Ford dan jutaan pelanggan kendaraan listrik Ford bisa terpenuhi. “Hal ini juga selaras dengan apa yang ingin dicapai Ford dalam setiap prosesnya, yakni senantiasa berkomitmen menjaga lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) saat ini dan di masa depan,” ujar Drake. Executive Vice Chairman, George Q. Fang, dari Huayou mengatakan, sebagai salah satu penghasil material baterai Li-ion dunia terdepan, Huayou telah melakukan upaya-upaya yang konsisten dalam menjalankan keseluruhan cakupan industri dari Nikel dan Kobalt untuk menjadi material baterai katoda dengan emisi karbon sangat rendah.
Baca Juga: Kekhawatiran Resesi dan Kenaikan Suku Bunga Mereda, IHSG Semakin Bertenaga Dia bilang kemitraan bersama Ford dan Vale Indonesia ini tidak hanya akan menjamin pasokan yang stabil dan berkelanjutan untuk pelanggan, tetapi juga akan membawa dampak positif pada perkembangan industri EV dan ekonomi Indonesia. Penyelesaian pembangunan fasilitas HPAL dan mulai beroperasi ditargetkan terwujud pada tahun 2025, yang tentunya bergantung pada negosiasi dan pelaksanaan kesepakatan definitif. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli