JAKARTA. Tim forensik dari pemerintah Rusia sudah mulai datang ke Indonesia, untuk membantu proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Setidaknya sebanyak empat orang ahli forensik akan membantu proses identifikasi ini. Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Musaddeq Ishaq menyatakan bahwa empat orang itu terdiri dari tiga patologis forensik serta satu orang pakar deoxsiribo nukleid acid (DNA). "Rencananya akan ada empat rekan dari Rusia. Tiga orang ahli patologis forensik dan Profesor Ivanov sebagai pakar DNA akan datang ke sini," tutur Musaddeq di RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta. Musaddeq menyebut bahwa mulai Minggu (13/5) pagi, tim DVI Indonesia akan mulai bekerja bersama dengan tim bantuan forensik dari Rusia tersebut. Kerjasama tersebut, lanjut Musaddeq dilakukan dalam rangka mengidentifikasi seluruh korban dari kecelakaan pesawat Sukhoi, yang terdiri dari 35 warga negara Indonesia, 8 warga negara Rusia, satu warga negara Amerika Serikat, serta satu warga negara Prancis. Selain membantu mengidentifikasi korban, menurut Musaddeq, tim Rusia juga akan memberikan bantuan berupa peralatan modern untuk membantu menuntaskan proses identifikasi ini. "Utamanya adalah bantuan peralatan untuk DNA. Nanti kita akan bekerjasama karena mengedepankan DNA dalam proses identifikasi ini," tandasnya. Bantuan tim ahli forensik dan DNA itu, akan berlangsung sampai dengan proses identifikasi ini selesai. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Kombes Pol Anton Castelani dalam keterangannya kepada sejumlah media mengatakan bahwa identifikasi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA 36801, memerlukan waktu setidaknya selama tiga pekan. Waktu selama tiga minggu itu, digunakan tim DVI Kedokteran dan Kepolisian untuk melakukan tes deoxsiribo nukleid acid (DNA) untuk setiap potongan bahkan serpihan bagian tubuh yang telah ditemukan tim di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Setelah proses identifikasi melalui DNA selesai dan sesuai dengan data masing-masing korban, maka jenazah selanjutnya akan diserahkan oleh tim DVI kepada pihak PT Trimarga Rekatama. "Selanjutnya baru diteruskan dan diserahkan ke pihak keluarga dari PT Trimarga Rekatama," tutur Anton di RS Kramat Jati, Jakarta, Sabtu (12/5). Penyerahan jenazah kepada pihak keluarga itu, lanjut Anton, akan disertai dengan surat keterangan identifikasi dan surat kematian.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Forensik Rusia bantu identifikasi korban
JAKARTA. Tim forensik dari pemerintah Rusia sudah mulai datang ke Indonesia, untuk membantu proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Setidaknya sebanyak empat orang ahli forensik akan membantu proses identifikasi ini. Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Musaddeq Ishaq menyatakan bahwa empat orang itu terdiri dari tiga patologis forensik serta satu orang pakar deoxsiribo nukleid acid (DNA). "Rencananya akan ada empat rekan dari Rusia. Tiga orang ahli patologis forensik dan Profesor Ivanov sebagai pakar DNA akan datang ke sini," tutur Musaddeq di RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta. Musaddeq menyebut bahwa mulai Minggu (13/5) pagi, tim DVI Indonesia akan mulai bekerja bersama dengan tim bantuan forensik dari Rusia tersebut. Kerjasama tersebut, lanjut Musaddeq dilakukan dalam rangka mengidentifikasi seluruh korban dari kecelakaan pesawat Sukhoi, yang terdiri dari 35 warga negara Indonesia, 8 warga negara Rusia, satu warga negara Amerika Serikat, serta satu warga negara Prancis. Selain membantu mengidentifikasi korban, menurut Musaddeq, tim Rusia juga akan memberikan bantuan berupa peralatan modern untuk membantu menuntaskan proses identifikasi ini. "Utamanya adalah bantuan peralatan untuk DNA. Nanti kita akan bekerjasama karena mengedepankan DNA dalam proses identifikasi ini," tandasnya. Bantuan tim ahli forensik dan DNA itu, akan berlangsung sampai dengan proses identifikasi ini selesai. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Kombes Pol Anton Castelani dalam keterangannya kepada sejumlah media mengatakan bahwa identifikasi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA 36801, memerlukan waktu setidaknya selama tiga pekan. Waktu selama tiga minggu itu, digunakan tim DVI Kedokteran dan Kepolisian untuk melakukan tes deoxsiribo nukleid acid (DNA) untuk setiap potongan bahkan serpihan bagian tubuh yang telah ditemukan tim di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Setelah proses identifikasi melalui DNA selesai dan sesuai dengan data masing-masing korban, maka jenazah selanjutnya akan diserahkan oleh tim DVI kepada pihak PT Trimarga Rekatama. "Selanjutnya baru diteruskan dan diserahkan ke pihak keluarga dari PT Trimarga Rekatama," tutur Anton di RS Kramat Jati, Jakarta, Sabtu (12/5). Penyerahan jenazah kepada pihak keluarga itu, lanjut Anton, akan disertai dengan surat keterangan identifikasi dan surat kematian.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News