KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Resmi selesai digelar, Public Expose Live 2019 yang diselenggarakan dalam dua format tahun ini mencapai jumlah peserta lebih dari 21.000 partisipan. Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengungkapkan Public Expose Live 2019 yang pertama kali digelar dengan inovasi format
live reporting mencapai total 21.522 peserta yang berasal dari partisipan
online maupun partisipan
offline. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan inovasi dalam penyelenggaraan
public expose. Format
live streaming dipilih menjadi salah satu metode penyiaran paparan publik yang dilakukan.
Baca Juga: Simak hal penting yang harus diketahui peserta Public Expose Live 2019 di BEI Format
live streamimg ini memungkinkan investor maupun calon investor untuk turut hadir dalam
public expose di manapun dia berada. Selain penyiaran
live melalui aplikasi webinar, kegiatan nonton bareng
live reporting juga digelar di kantor-kantor perwakilan BEI di daerah. Inovasi yang dilakukan tahun ini dinilai seiringan dengan proses transformasi digital yang saat ini tengah dilakukan BEI dan OJK. “Sejak awal tahun bahkan berbagai kebijakan, media, dan produk baru dengan pendekatan teknologi, sudah diluncurkan oleh OJK dan
self-regulatory organization (SRO),” tutur Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal OJK Luthfy Zain Fuady. Selain pelaksanaan Public Expose Live yang dilakukan dengan metode digital, BEI mempersiapkan beragam infrastruktur dan aturan yang mendigitalisasi beragam kegiatan lainnya. Salah satu yang tengah dikembangkan oleh BEI adalah E-RUPS. Sama halnya dengan
public expose, ke depan rapat umum pemegang saham (RUPS) diproyeksikan dapat dilakukan dengan metode digital sehingga memudahkan pihak-pihak terkait yang perlu menghadiri RUPS. Guna mencapai terlaksananya E-RUPS, terlebih dahulu akan diawali dengan pengembangan E-Proxy yang ditargetkan dapat mulai diimplementasikan pada tahun 2020. Selain itu pelaksanaan
public expose dengan format
live streaming juga dinilai dekat dengan profil investor dan calon investor yang saat ini proporsinya banyak berasal dari golongan generasi milenial dengan jenjang umur 25-34 tahun. Hal ini dapat dilihat dari persentase peserta yang mengakses Public Expose Live tahun ini yang didominasi 33,50% oleh mereka dengan kategori umur 23-34 tahun.
Baca Juga: BEI beri subsidi ke anggota bursa untuk kembangkan fasilitas tampilan notasi khusus Jakarta masih menjadi kota dengan pengakses Public Expose Live terbesar tahun ini dengan persentase 41,04%, disusul Surabaya dan Medan dengan persentase masing-masing 12,28% dan 7,24%. Selain disaksikan di kota-kota yang terbesar di Indonesia, kegiatan Public Expose Live juga disaksikan di 28 negara, 121 kota. Perangkat
mobile menjadi perangkat yang paling banyak digunakan untuk mengakses kegiatan ini dengan jumlah 2.912 pengakses. Desktop yang diakses 1.313 pengakses dan tablet dengan total 54 pengakses. Adapun rincian partisipan terdiri dari 10.690 peserta
public expose (pubex)
online, 1.962 peserta pubex
offline, 2.608 peserta dari latar belakang media dan 6.262 peserta sisanya menyaksikan pubex dengan cara nonton bersama di kantor perwakilan bursa di daerah.
Baca Juga: Ingin jadi peserta Public Expose Live 2019 lewat webinar BEI, ini caranya Public Expose Live juga mencatatkan rekor pengakses web yang berada di dalam naungan website resmi BEI. Tercatat web khusus pubex diakses 30.610 kali sepanjang durasi Public Expose Live. Hasan mengatakan, jumlah investor net per Rabu (28/8) telah mencapai jumlah 1.007.000 investor aktif dengan total pertumbuhan investor baru sejumlah 155.000 investor. Pertumbuhan investor telah mencapai 155% net dibandingkan dengan tahun lalu. Bahkan per hari ini (28/8) Hasan menyampaikan jumlah pertumbuhan investor telah mencapai target pertambahan investor tahun lalu yaitu senilai 150.000 pertambahan investor. Meski telah mencapai target, Hasan menegaskan belum akan melakukan revisi target pertumbuhan investor yang hingga tahun ini yang ditargetkan di angka 250.000 investor. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati