JAKARTA. Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi menyatakan formula Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat harga premium Ron 88 mendekati harga dengan kadar Ron 92 atau yang lebih dikenal dengan Pertamax. Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri mengatakan, saat ini pemerintah masih memasukkan unsur RON 88 dalam pembentukan harga BBM, dan dalam penggunaan formulanya masih belum pasti. "Kami meminta pemerintah memantapkan formula ini supaya lebih accountable," kata Faisal, di Kantor Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, Selasa (1/4). Dengan menggunakan formula lama yang berubah-ubah, maka harga Premium menjadi semakin mahal. Bahkan menurut Faisal harga premium Indonesia kemahalan. "Konsekuensinya harga premium pakai rumus ini makin mendekat dengan Pertamax, Pertamax yang kemurahan atau premium yang kemahalan, kami bilang premium kemahalan karena pakai proxy kuno," tuturnya. Faisal meminta, pemerintah untuk transparan dan tak terpengaruh pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam memutuskan besaran harga BBM. "Kami meminta pemerintah memantapkan formula karena itu perlu transparansi supaya tidak setiap pihak yang kepentingannya beda sesuka hati menyampaikan versinya, enggak bisa seenak udel berbicara," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Formula belum jelas bikin harga BBM Premium mahal
JAKARTA. Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi menyatakan formula Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat harga premium Ron 88 mendekati harga dengan kadar Ron 92 atau yang lebih dikenal dengan Pertamax. Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri mengatakan, saat ini pemerintah masih memasukkan unsur RON 88 dalam pembentukan harga BBM, dan dalam penggunaan formulanya masih belum pasti. "Kami meminta pemerintah memantapkan formula ini supaya lebih accountable," kata Faisal, di Kantor Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, Selasa (1/4). Dengan menggunakan formula lama yang berubah-ubah, maka harga Premium menjadi semakin mahal. Bahkan menurut Faisal harga premium Indonesia kemahalan. "Konsekuensinya harga premium pakai rumus ini makin mendekat dengan Pertamax, Pertamax yang kemurahan atau premium yang kemahalan, kami bilang premium kemahalan karena pakai proxy kuno," tuturnya. Faisal meminta, pemerintah untuk transparan dan tak terpengaruh pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam memutuskan besaran harga BBM. "Kami meminta pemerintah memantapkan formula karena itu perlu transparansi supaya tidak setiap pihak yang kepentingannya beda sesuka hati menyampaikan versinya, enggak bisa seenak udel berbicara," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News