Fortinet Prediksi Serangan Siber 2025, AI dan Kejahatan Dunia Nyata Bertemu



MOMSMONEY.ID - Fortinet Indonesia, perusahaan keamanan siber, baru saja merilis Laporan Prediksi Ancaman Siber 2025. Laporan ini mengungkapkan, ancaman siber akan semakin berkembang dan lebih canggih, terutama dengan penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI). 

Fortinet memprediksikan, pelaku kejahatan siber akan lebih mengandalkan AI untuk melancarkan serangan yang lebih terarah. Selain itu, mereka juga akan menggunakan alat peretasan otomatis yang semakin mudah didapatkan di pasar gelap.

"AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat, membantu organisasi mengidentifikasi dan merespons ancaman dengan lebih efektif," ujar Edwin Lim, Country Director Fortinet Indonesia, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (16/12). 


Baca Juga: Metrodata &FPT Luncurkan Joint Venture untuk Pimpin Transformasi Keamanan Siber & AI

Selain itu, serangan siber juga semakin mengarah ke kombinasi antara ancaman digital dan ancaman fisik. Beberapa kelompok kejahatan siber mulai mengancam fisik eksekutif dan karyawan perusahaan.

"Pelaku kejahatan siber tidak hanya menyerang dunia digital, tetapi juga menggabungkan ancaman fisik dalam strategi mereka," tambah Edwin.

Fortinet juga memperingatkan ancaman yang semakin besar terhadap sistem cloud. Banyak organisasi kini bergantung pada layanan cloud, dan ini menjadi sasaran utama pelaku kejahatan siber.

Bukan cuma itu, para penyerang juga semakin terfokus pada satu bagian tertentu dari serangan siber, membuat mereka lebih efektif dan sulit ditangani.

Baca Juga: Bikin Tegang, 5 Film Ini Ceritakan Psikopat di Dunia Nyata

Edwin Lim menekankan, keamanan siber adalah tanggungjawab semua pihak. Tidak hanya tim IT, tetapi seluruh organisasi harus terlibat dalam menjaga keamanan. "Kesadaran dan pelatihan keamanan yang berkelanjutan sangat penting," katanya.

Fortinet juga berharap, kolaborasi antara sektor publik dan swasta akan semakin kuat dalam menghadapi ancaman siber. Dengan bekerjasama dan berbagi informasi, maka bisa melawan pelaku kejahatan siber lebih efektif.

Dan, Fortinet mengingatkan, meskipun ancaman siber semakin canggih, kolaborasi dan kesiapsiagaan organisasi adalah kunci untuk menghadapinya.

"Tidak ada satu organisasi pun yang bisa mengatasi kejahatan siber sendirian. Hanya dengan berbagi informasi dan bekerjasama, kita dapat melindungi dunia maya," tegas Edwin Lim.

Selanjutnya: Dapatkah Kripto Menjadi Emas Baru? Menelusuri Masa Depan Sebagai Aset Safe-Haven

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Francisca bertha