Foxconn batal investasi di Indonesia?



JAKARTA. Rencana investasi perusahaan yang memproduksi perangkat Apple, yakni Foxconn Technology Group ternyata belum jelas. Rencana kerja sama dengan salah satu anak perusahaan BUMN itu juga tak ada kabar lebih lanjut.

"Soal Foxconn itu belum jelas. Mereka saja sudah tidak ada kabar apa-apa lagi ke kami," kata Direktur Utama PT INTI Tikno Sutisna kepada Kompas.com saat ditemui di acara Komite Ekonomi Nasional "Penyatuan Visi Bersama Menuju Indonesia Maju 2030" di Hotel Ritz Carlton Sudirman Jakarta, Selasa (13/11).

Menurut Tikno, keberadaan Foxconn yang belum jelas itu disebabkan karena perusahaan yang memproduksi perangkat Apple itu sedang didera masalah. Khususnya, setelah Foxconn melakukan tekanan kepada pekerjanya yang memproduksi iPad New, iPad 4 dan iPad mini.


Selain itu, banyak produk-produk baru Apple yang dirakit di Foxconn dinilai memiliki kecacatan dalam beberapa aplikasi. Sehingga, PT Inti tak bisa berkomentar lebih lanjut soal kerjasama mereka. "Pemerintah juga tanya ke kami, bagaimana nasib kerjasama dengan Foxconn. Kan seharusnya itu tugas pemerintah," tambahnya.

Tikno bilang, Foxconn sempat meminta perbaikan infrastruktur dari berbagai sisi, baik urusan jalan, pabrik, kemudahan investasi hingga birokrasi. Namun tampaknya pemerintah belum memberikan kejelasan terkait permintaan Foxconn tersebut. "Jadi kalau nanti kami bikin ponsel, ya kami akan buat sendiri. Desain sudah siap," tegasnya.

Sekadar catatan, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Persero memang telah mengirim tim ke kantor pusat Foxconn Technology Group di Taiwan pada September lalu. Kunjungi tersebut untuk membicarakan dan mematangkan rencana pembangunan pabrik di Indonesia.

Menurut Tikno, Foxconn ingin berinvestasi di Indonesia untuk membangun infrastruktur dalam mengembangkan produk berteknologi tinggi. Di Taiwan, Foxconn telah menerima pesanan untuk Apple juga untuk Motorola.

Namun, khusus investasinya di Indonesia, Tikno menganggap bahwa belum ada keputusan pasti apakah Foxconn akan membangun infrastruktur serupa dengan di Taiwan. "Ini masih penjajakan, jadi kita tidak tahu persisnya Foxconn akan membangun apa," tambahnya.

Namun, seperti yang telah disampaikan ke Kementerian Perindustrian, Foxconn berkeinginan membangun ekosistem infrastruktur. Ekosistem ini pun serupa dengan rencana pengembangan perseroan. Artinya, kedua perusahaan dapat menyatukan kekuatannya.

Dengan demikian, PT Inti memiliki dua pilihan. Pertama bergabung dengan Foxconn yang berarti perseroan memiliki penyertaan modal di Foxconn. Kedua, menjadi perusahaan supply chain atau jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke pasaran.

"Selama ini, banyak perusahaan infrastruktur yang tidak memiliki visi masuk ke industri ini hanya untuk memasarkan perusahaannya, namun kami memiliki visi ini dan mengembangkannya," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat meminta Foxconn bekerjasama dengan PT Inti yang merupakan anak usaha BUMN. Alasannya, PT INTI pernah memproduksi ponsel. Dengan kerja sama tersebut, PT INTI akan menjadi perusahaan perakitan (assembly) produk elektronik, sementara Foxconn menyediakan jasa manufakturnya. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri