FPNI catat rugi bersih senilai US$ 18,67 juta



JAKARTA. PT Titan Kimia Nusantara Tbk (FPNI) kembali menelan rugi besar. Pada semester I 2010, produsen plastik lembaran ini mencatat rugi bersih senilai US$ 18,67 juta. Padahal, di semester I 2009, FPNI sempat meraih laba bersih US$ 19,27 juta.

Alhasil, per Juni 2010, akumulasi kerugian FPNI mencapai US$ 70,86 juta. Dus, membengkak sekitar 15,46% dari posisi akhir 2009 sebesar US$ 61,37 juta. Maklum, kecuali pada 2009, sejak 2005 FPNI terus mengalami kerugian.

Pokok masalahnya adalah beban usaha yang tinggi, mencapai US$ 219 juta. Ini melebihi penjualannya, US$ 219,49 juta. Alhasil, FPNI mengalami rugi usaha US$ 8,72 juta. Per Juni 2009, FPNI masih meraup laba usaha US$ 34,08 juta.


Sumber KONTAN menuding, manajemen FPNI sengaja merancang kerugian itu. Ia menunjuk adanya fee atau komisi 10% dalam pembelian bahan baku. Di paro pertama 2010, dari belanja bahan baku sebesar US$ 155,09 juta, FPNI harus membayar fee sekitar US$ 15 juta untuk Titan Trading Corp Sdn Bhd.

Perusahaan tersebut merupakan anak usaha Titan Chemical Corp, induk usaha FPNI, yang berbasis di Malaysia. Artinya, transaksi tersebut adalah transaksi afiliasi. "Adanya fee 10% itu sangat merugikan FPNI, tapi menguntungkan induk usahanya," ujar si sumber, awal pekan ini.

Sekretaris Perusahaan FPNI Merciana Anggani menyatakan, pembayaran fee 10% ke Titan Trading itu bukan masalah. Sebab, FPNI telah mendapat restu dari pemegang saham independen terkait isi dari perjanjian yang telah dimulai sejak 2007 itu. "Kami juga telah memberikan informasinya ke Bursa Efek Indonesia (BEI)," ujarnya saat dihubungi KONTAN.

Tapi, menurut perhitungan sumber KONTAN, jika fee 10% tetap diterapkan, hingga akhir tahun ini, kemungkinan besar FPNI akan terus merugi.

Fundamental FPNI kian rapuh karena harus membayar goodwill ke Titan Petchem setelah mengakuisisi Titan International Holdings. Per Juni 2010, kas FPNI hanya US$ 4,8 juta. "Akibat praktik seperti ini, FPNI akan sulit untuk mendapatkan untung. Tapi, enaknya, beban pajak yang mereka bayar akan selalu rendah," cetus si sumber.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News