Fraksi Gerindra sebut anggaran 2021-2022 masih fokus untuk penanganan pandemi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fraksi Partai Gerindra di DPR RI menyebut anggaran tahun 2021 dan 2022 masih berfokus pada penanganan pandemi virus corona (Covid-19). Hal itu terbagi menjadi tiga sektor utama dalam penanganan Covid-19. Antara lain berkaitan dengan penanganan kesehatan, perlindungan sosial, dan pemulihan ekonomi nasional.

"APBN 2021-dan KEM PPKF 2022 masih Fokus Pada Pembiayaan Kesehatan dan Perlindungam Sosial serta Pemulihan Ekonomi Nasional," ujar Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (6/6).

Berdasarkan hal tersebut, Kamrussamad menerangkan belum ada anggaran yang diusulkan untuk pembelian Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam). Oleh karena itu belum diketahui skema pembiayaan untuk Alpalhankam.


Baca Juga: Prabowo Subianto: Alutsista mendesak untuk diganti karena banyak yang sudah tua

Sebelumnya telah beredar draft Peraturan Presiden tentang rencana kebutuhan Alpalhankam tahun 2020-2044. Berdasarkan draft tersebut dibutuhkan anggaran yang mencapai lebih dari Rp 1.700 triliun. "Untuk pembiayaan Alpahankam tentu kita akan tunggu skema dari pemerintah khususnya Menteri Keuangan," terang Kamrussamad.

Meski begitu, pemenuhan Alpalhankam dinilai penting bagi Indonesia. Politisi Gerindra itu menyebut revolusi Alpalhankam menjadi kebutuhan mendesak bagi Indonesia.

Hal itu untuk menjawab tantangan dan ancaman geopolitik global bagi Indonesia. Kamrussamad juga mengaitkan pentingnya sistem pertahanan yang baik mengingat Indonesia merupakan negara maritim dan negara demokrasi yang terbesar ketiga di dunia.

"Untuk melakukan revolusi Alpalhankam memerlukan Rp 3.500 triliun, Jika pemerintah sungguh-sungguh ingin membangun kekuatan militer Indonesia yang akan disegani oleh bangsa lain," jelas Kamrussamad.

Sebagai informasi pada pasal 3 ayat 2 draf Rencana Perpres disebutkan kebutuhan dari anggaran tersebut. Sebesar US$ 79,09 miliar digunakan untuk akuisisi Alpahankam.

Selain itu terdapat kebutuhan pembiayaan tetap selama 5 rencana strategis sebesar US$ 13,39 miliar. Serta anggaran untuk dana kontijensi, pemeliharaan dan perawatan sebesar US$ 32,5 miliar.

Dari anggaran tersebut sebesar US$ 20,74 miliar telah masuk dalam daftar rencana pinjaman luar negeri jangka menengah khusus tahun 2020-2024. Sementara sisanya sebesar US$ 104,24 miliar akan dipenuhi dalam renstra 2020-2024.

Selanjutnya: Politisi PDIP kritisi rencana pengadaan Alpahankam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .