JAKARTA. Nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum juga mencapai target. Berdasarkan data BEI, nilai transaksi harian hari Rp 6,06 triliun. Padahal BEI menargetkan bisa mencapai Rp 6,5 triliun. Asal tahu saja, target tersebut bahkan sudah direvisi dari awal tahun, yang berharap transaksi harian bisa mencapai Rp 7 triliun. Para pelaku pasar menilai, kondisi tersebut disebabkan dari beleid anyar dari BEI yang mengubah ketentuan fraksi harga saham (tick price). Investor ritel dan anggota bursa yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) menilai, kebijakan BEI yang diterapkan di awal tahun ini menyebabkan penurunan likuiditas saham. Selain itu, pelaku pasar juga sulit mendulang untung secara maksimal. Meski begitu, Ito Warsito, Direktur Utama BEI, menilai, penurunan likuiditas terjadi karena kondisi ekonomi yang berbeda. Sehingga menurut dia tidak hubungannya dengan fraksi harga saham BEI.
Fraksi harga baru bikin transaksi harian mini?
JAKARTA. Nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum juga mencapai target. Berdasarkan data BEI, nilai transaksi harian hari Rp 6,06 triliun. Padahal BEI menargetkan bisa mencapai Rp 6,5 triliun. Asal tahu saja, target tersebut bahkan sudah direvisi dari awal tahun, yang berharap transaksi harian bisa mencapai Rp 7 triliun. Para pelaku pasar menilai, kondisi tersebut disebabkan dari beleid anyar dari BEI yang mengubah ketentuan fraksi harga saham (tick price). Investor ritel dan anggota bursa yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) menilai, kebijakan BEI yang diterapkan di awal tahun ini menyebabkan penurunan likuiditas saham. Selain itu, pelaku pasar juga sulit mendulang untung secara maksimal. Meski begitu, Ito Warsito, Direktur Utama BEI, menilai, penurunan likuiditas terjadi karena kondisi ekonomi yang berbeda. Sehingga menurut dia tidak hubungannya dengan fraksi harga saham BEI.