Franc Swiss dan poundsterling tergerus sentimen Euro



JAKARTA. Mata uang Eropa terus tertekan. Selain euro yang tak berkutik di hadapan dollar Amerika Serikat (AS), franc Swiss dan poundsterling Inggris ikut terpojok.

Kemarin sore (18/7), nilai tukar franc Swiss melorot 0,26% menjadi 0,8173 franc per dollar AS. Sedangkan poundsterling Inggris turun 0,025% terhadap dollar AS.

Apressyanti Senthaury, analis Bank BNI, berpendapat, franc Swiss adalah salah satu mata uang safe haven. Dus, posisi valuta ini unggul dibandingkan mata uang Benua Biru yang lain.


Penurunan franc Swiss kemarin dianggap sebagai hal wajar lantaran sempat naik cukup tinggi. Di akhir pekan lalu, franc sempat bertengger di posisi 0,8152 per dollar AS. Ini level tertingginya selama tujuh bulan terakhir.

Apressyanti melihat franc Swiss (CHF) pada pekan ini masih dalam tahap konsolidasi, terkait perkembangan penyelesaian krisis utang AS dan Eropa. "Franc Swiss pada pekan ini diprediksi masih bisa menguat ke 0,8000 franc per dollar AS, dengan level resistance 0,8400," imbuh.

Para investor banyak memilih franc Swiss lantaran fundamental negara itu cukup kuat. "Franc Swiss akan tetap menjadi mata uang yang kuat dalam waktu cukup lama karena krisis utang Eropa tak akan selesai dalam waktu singkat," kata Sebastian Galy, Senior Foreign-Exchange Strategist Societe Generale SA di London, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Sedangkan poundsterling berpotensi melemah terhadap dollar AS. "Ancaman down grade surat utang Irlandia menjadi koreksi untuk poundsterling," ujar Apressyanti.

Dia bahkan menilai euro masih lebih baik ketimbang poundsterling. Apalagi, inflasi Inggris termasuk tinggi, yakni 4,2% pada Juni lalu. "Untuk ukuran negara maju, tingkat inflasi yang aman adalah 2%," imbuh Apressyanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini