JAKARTA. Usaha Franchise dan Bisnis Opportunity sepertinya akan tetap marak di negeri ini. Waralaba masih jadi pilihan banyak orang, tak terbatas pada pensiunan namun kini sudah menyentuh kalangan mahasiswa. Menurut Anang Sukandar Ketua Asosiasi Franchise Indonesia, kini beberapa pihak sudah bertekad menjadi pengusaha bukan lagi jadi pegawai dan ini menjadi fenomena yang menggembirakan. Menurutnya usaha franchise sangat penting dalam menumbuhkan perekonomian bangsa karena dapat membuka lapangan kerja yang sangat besar. "Pemerintah dan Kadin diharapkan turut ambil peran dan melihat potensi franchise dalam ekonomi," jelasnya. Anang bilang, kini di Indonesia terdapat setidaknya 1.500 waralaba dan Business Opportunity. "Tapi yang benar-benar memenuhi standar dan kualitas waralaba mungkin di bawah 100," tegasnya. Ia juga menyatakan partisipasi penduduk Indonesia dalam bisnis waralaba tergolong minim. Sebagai gambaran dengan penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta baru sekitar 800 ribu penduduk yang terlibat dalam usaha waralaba. Sementara itu, Korea Selatan yang berpenduduk 46 juta ternyata memiliki 1,6 juta penduduk yang berkecimpung di waralaba. Menurutnya gambaran di Korea Selatan tersebut bisa memacu kita untuk lebih meningkatkan bidang waralaba di negeri ini. "Harapannya juga kita tak hanya sekadar jago kandang tapi juga bersaing di luar negeri," pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Franchise dan business opportunity nasional diharapkan lebih meningkat
JAKARTA. Usaha Franchise dan Bisnis Opportunity sepertinya akan tetap marak di negeri ini. Waralaba masih jadi pilihan banyak orang, tak terbatas pada pensiunan namun kini sudah menyentuh kalangan mahasiswa. Menurut Anang Sukandar Ketua Asosiasi Franchise Indonesia, kini beberapa pihak sudah bertekad menjadi pengusaha bukan lagi jadi pegawai dan ini menjadi fenomena yang menggembirakan. Menurutnya usaha franchise sangat penting dalam menumbuhkan perekonomian bangsa karena dapat membuka lapangan kerja yang sangat besar. "Pemerintah dan Kadin diharapkan turut ambil peran dan melihat potensi franchise dalam ekonomi," jelasnya. Anang bilang, kini di Indonesia terdapat setidaknya 1.500 waralaba dan Business Opportunity. "Tapi yang benar-benar memenuhi standar dan kualitas waralaba mungkin di bawah 100," tegasnya. Ia juga menyatakan partisipasi penduduk Indonesia dalam bisnis waralaba tergolong minim. Sebagai gambaran dengan penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta baru sekitar 800 ribu penduduk yang terlibat dalam usaha waralaba. Sementara itu, Korea Selatan yang berpenduduk 46 juta ternyata memiliki 1,6 juta penduduk yang berkecimpung di waralaba. Menurutnya gambaran di Korea Selatan tersebut bisa memacu kita untuk lebih meningkatkan bidang waralaba di negeri ini. "Harapannya juga kita tak hanya sekadar jago kandang tapi juga bersaing di luar negeri," pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News