JAKARTA. Masyarakat perlu waspada terhadap penipuan (fraud) lewat Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Bank Indonesia mengingatkan, sampai saat ini alat bayar tersebut sangat rawan terhadap tindak kejahatan. Trennya terus menunjukkan peningkatan. BI mencatat, tahun ini fraud mengalami peningkatan setelah dua tahun sebelumnya sempat menunjukkan tren menurun. Volume fraud APMK per Agustus sudah mencapai 12.500 transaksi senilai Rp 41,58 miliar. Itu berarti, secara rata-rata volume fraud sebesar 1.563 transaksi dengan nilai Rp 5,2 miliar setiap bulan. Sekadar membandingkan, pada 2009 lalu nilai fraud rata-rata sebesar Rp 3,75 miliar per bulan. Jumlah tersebut turun drastis dibandingkan tingkat kejahatan pada 2008 yang mencapai Rp 5,35 miliar perbulan. “Setelah sempat turun, sekarang meningkat lagi,” kata Aribowo, Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI, Jumat (15/10).
Fraud APMK tahun ini meningkat
JAKARTA. Masyarakat perlu waspada terhadap penipuan (fraud) lewat Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Bank Indonesia mengingatkan, sampai saat ini alat bayar tersebut sangat rawan terhadap tindak kejahatan. Trennya terus menunjukkan peningkatan. BI mencatat, tahun ini fraud mengalami peningkatan setelah dua tahun sebelumnya sempat menunjukkan tren menurun. Volume fraud APMK per Agustus sudah mencapai 12.500 transaksi senilai Rp 41,58 miliar. Itu berarti, secara rata-rata volume fraud sebesar 1.563 transaksi dengan nilai Rp 5,2 miliar setiap bulan. Sekadar membandingkan, pada 2009 lalu nilai fraud rata-rata sebesar Rp 3,75 miliar per bulan. Jumlah tersebut turun drastis dibandingkan tingkat kejahatan pada 2008 yang mencapai Rp 5,35 miliar perbulan. “Setelah sempat turun, sekarang meningkat lagi,” kata Aribowo, Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI, Jumat (15/10).