KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada hari Kamis, 14 September 2017 PT Freeport Indonesia menyerahkan Gedung Gedung Laboratorium Teknologi XIV Institut Teknologi Bandung - The Freeport Indonesia Business Research Center kepada Rektor ITB. Sebagian besar bangunan ini merupakan bantuan dari PT Freeport Indonesia, yaitu seluruh struktur, peralatan utama, serta sebagian besar interior gedung. Penyelesaian interior dilaksanakan dengan bantuan perusahaan dan pribadi-pribadi, yaitu Noni Sri Ayati Purnomo, Adrianto Djokosoetono, Hatta Rajasa dan Bakti S. Luddin, Bank BCA, Triputra Agro, Bank BNI, dan Bank BTN. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arcandra Tahar ikut menyaksikan peresmian gedung ini. PT Freeport Indonesia mendorong ITB untuk membuat gedung yang menampilkan keahlian yang tersedia di ITB, antara lain Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknologi Informasi, Teknik Fisika, dan Desain. Gedung seluas 5.482 meter persegi dirancang untuk riset dan pembelajaran, dengan fasilitas tambahan seperti kantin, toko serba ada, sekretariat kegiatan mahasiswa dan fasilitas lainnya.
EVP Human Resources PTFI Achmad Ardianto mengatakan, pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia adalah salah satu fokus program pengembangan masyarakat yang selama ini dilakukan oleh PTFI. "Dalam kerangka tersebut, PTFI juga menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di tanah air, termasuk dengan ITB.” kata dia dalam rilisnya, Kamis (14/12). PTFI telah menjalin kerjasama dengan ITB sejak lama, melalui berbagai program kajian/penelitian dan pengembangan, khususnya pengembangan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia Papua yang memberikan manfaat bagi program berkelanjutan (sustainability) perusahaan. Salah satu program kerjasama yang masih berjalan dengan SBM ITB adalah pendidikan berkelanjutan untuk karyawan PTFI. Gedung yang juga disebut sebagai Laboratorium Teknologi XIV Institut Teknologi Bandung - The Freeport Indonesia Business Research Center ini merupakan perluasan dari gedung lama yang diresmikan pada tahun 1954 dan perluasannya pada tahun 1962. Gedung lama ini semula adalah gedung milik Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Penelitian Masalah Bangunan. Gedung lama berciri arsitektur tropis dengan dibuatnya penahan sinar matahari langsung untuk mencegah panas ruangan yang berlebihan. Penahan sinar matahari langsung ini juga dibuat di gedung yang baru dengan merancang ulang bentuknya. Para Arsitek ITB melanjutkan upaya para Arsitek pertama Indonesia dalam mengembangkan arsitektur tropis. Selanjutnya gedung baru ini dilengkapi dengan sel pengolah sinar matahari (solar cell atau photovoltaic cell), sehingga listrik untuk seluruh pencahayaan gedung dapat disediakan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Sistem ini merupakan perluasan dari Laboratorium Manajemen Energi untuk Program Studi Teknik Fisika. Jumlah energi listrik yang digunakan dipantau melalui monitor di setiap lantai dan kelas. Dengan adanya ukuran jumlah listrik yang digunakan, maka gedung ini diharapkan membangun kesadaran penggunaan energi yang terbarukan di mahasiswa. Setelah lulus diharapkan sedikitnya para lulusan membawa kesadaran penghematan listrik ke masyarakat luas, lebih baik lagi bila mereka aktif dalam mengembangkan energi yang terbarukan. Auditorium gedung ini dirancang bersama oleh tim konsultan Interior PT Adi, dibantu oleh ahli Akustik dan pencahayaan dari Program Studi Teknik Fisika. Rancangan akustik Auditorium gedung ini diarahkan pada ruang kuliah dengan bantuan tata suara berenergi rendah, dan cocok untuk digunakan untuk resital atau musik kamar. Tim konsultan Interior juga dibantu oleh tim Interior dari Fakultas Seni Rupa dan Desain yang menampilkan ornamen Papua yang ditampilkan dalam bentuk modern.
Gedung ini akan digunakan oleh berbagai Program Studi di ITB, terutama Sekolah Bisnis dan Manajemen. Fasilitas tele-conference disediakan di beberapa ruang dan Auditorium. Sedangkan ruang Business Accelerator diharapkan dapat berguna dalam mencetak lebih banyak Wiraswasta. Ruang kuliah dirancang untuk mendorong agar mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran. Fasilitas-fasilitas ini diharapkan menunjang mahasiswa untuk membangun bisnis dengan tidak melupakan adanya masyarakat yang masih berkekurangan. Diharapkan mereka dapat segera menjadi teladan di masyarakat. Gedung ini menunjukkan bahwa perusahaan dan pribadi sangat memperhatikan perkembangan pendidikan. Dengan adanya bantuan ini, ITB akan lebih bersemangat dalam meningkatkan riset, pembelajaran, dan pengabdian kepada masyarakat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini