Freeport bangun pabrik anode slime US$ 30 juta



JAKARTA. PT Freeport Indonesia janji akan segera mengeluarkan investasi tambahan untuk membangun pabrik pengolahan anode slime bersama PT Smelting di Gresik. Freeport memperkirakan pabrik tersebut menyedot biaya investasi US$ 30 juta.

Freeport merancang, pabrik pengolahan anode slim itu akan menerima pasokan anode slim dari pabrik pemurnian tembaga atawa smelter miliknya sendiri. Plus, anode slim dari smelter milik PT Smelting di Gresik, Jawa Timur. 

Bahkan perusahaan itu menyatakan rencana pembangunan pabrik telah mendapat dukungan dari pemerintah. Melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah meminta komitmen Freeport dan Smelting akan merealisasikan pembangunan pabrik sebelum 2017. "Sudah ada kesepakatan dengan ESDM untuk mengolah anode slime selain konsentrat tembaga," ujar Rozik B. Soetjipto, Presiden Direktur Freeport Indonesia ketika berkunjung ke kantor Ditjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Senin (8/9).


Gambaran proses pemurniannya begini. Freeport memproduksi konsentrat tembaga yang kemudian dipasok ke Smelting. Oleh Smelting, konsetrat tembaga itu diproses menjadi tembaga murni batangan alias copper cathode. Selain copper catode, proses pemurnian itu juga menghasilkan produk samping berupa canode slime, opper slag dan asam sulfat.

Anode slim tersebut dapat diolah menjadi dore atau konsentrat emas. Melalui proses pemurnian lagi, konsetrat emas itu diproduksi menjadi emas batangan. Sayangnya, selama ini produk anode slime tak terserap di dalam negeri lantaran belum ada pabrik pengolahnya.

Menurut Rozik, semula Freeport berencana bekerjasama dengan PT Aneka Tambang Tbk untuk mengolah anode slime. "Tapi kalau mereka tidak dapat membangun, ya kami akan membangun sendiri pabriknya," katanya.

Asal tahu saja, kucuran biaya investasi US$ 30 juta tersebut cuma bisa untuk membangun pabrik pengolahan anode slim berkapasitas 500 ton per tahun. Sementara, jumlah pasokan anode slime dari Smelting saja saat ini mencapai 2.000 ton per tahun.

Selain pabrik pengolahan anode slim, perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat tersebut juga dalam tahap mempersiapkan pembangunan pabrik smelter konsentrat tembaga. Nilai investasi pabrik itu lebih jumbo, yakni  mencapai US$ 2,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina