Freeport bangun smelter jika bisnisnya berlanjut



JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) mengaku siap membangun smelter seperti yang diwajibkan pemerintah. Namun, Freeport Indonesia meminta kepastian kelangsungan usaha sebelum membanung smelter.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI meminta kepastian perpanjangan izin usaha yang sedianya berakhir di tahun 2021.

Adapun permintaan tersebut dimaksud sebagai bentuk komitmen dalam membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Gresik, Jawa Timur, berkapsitas 2,2 juta ton.


Chappy Hakim menyatakan bahwa Freeport berkomitmen membangun smelter. Hanya saja, harus ada kepastian perpanjangan kontrak sebagai jaminan. Itu berhubungan dengan pendanaan pembangunan smelter di Gresik.

"Sebenarnya Freeport komitmen membangun smelter. Namun menentukan kepastian lokasi memang ada pertimbangan untuk diselesaikan terlebih dahulu, antara lain kepastian perpanjangan kontrak berhubungan dengan dana," ungkapnya saat RDP dengan Komisi VII DPR, Rabu (7/12).

Sementara Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono menyatakan berdasarkan status 6 Desember 2017 ini, Freeport baru mengeluarkan US$ 212,85 juta untuk membangun smelter.

"Kalau dilihat dari komitmen apa yang dilakukan Freeport, mereka sudah catatkan komitmen US$ 1,3 miliar. Sampai saat ini kemajuannya baru menyerap US$ 212,85 juta. Sehingga belum kelihatan sekali fisik bangunannya. Tapi perjanjian sewa lahannya (dengan Petrokimia Gresik) sudah dilakukan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto