Freeport belum bisa tentukan lokasi smelter Papua



JAKARTA. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin mengaku hingga saat ini Freeport belum bisa menentukan lokasi pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian bijih mineral (smelter) di Papua. Padahal, dalam perpanjangan pembahasan amandemen kontrak karya pada tanggal 23 Januari 2015 lalu, Freeport sudah mendapat kelonggaran enam bulan lamanya hingga Juni. Salah satunya, untuk menunjukkan perkembangan smelter

Dalam forum investasi dan perdagangan yang digelar Kadin Indonesia, di Jakarta, Senin (25/5), Maroef menyampaikan, Freeport tetap memilih melakukan pengembangan smelter di Jawa Timur. "Kami sudah memutuskan berdasarkan tinjauan bisnis dan teknis, akan dibangun smelter di Jatim karena infrastruktur mendukung," kata dia. 

Di samping jalan, listrik, dan air, Jatim juga memiliki industri lanjutan dari smelter seperti pabrik pupuk dan pabrik semen. Maroef menegaskan, jika smelter dibangun di lokasi yang tidak ada industri lanjutannya,  limbah smelter hanya akan menjadi bahan beracun berbahaya (B3).


Industri lanjutan smelter inilah yang disebut Maroef tidak ditemui di Papua. "Lokasi smelter di Papua belum bisa kami tentukan sampai batas waktu yang diberikan pemerintah," imbuh dia. Maroef berharap keputusan Freeport ini bisa didukung pemerintah. Sebab, ke depan smelter baru perlu dibangun untuk melakukan hilirisasi.  (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia