KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para produsen konsentrat seperti PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara masih menahan ekspor karena harga komoditas tersebut relatif rendah. Padahal kuota ekspor yang diberikan pemerintah mesti dihabiskan dalam waktu satu tahun. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi ekspor produsen konsentrat jauh di bawah rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah. Misalnya, PT Sebuku Iron Lateritic, telah mendapatkan rekomendasi sebanyak 6,3 juta ton pada Maret 2017. Namun realisasi sampai bulan Maret 2018 lalu hanya 1,2 juta ton. Lalu PT Kapuas Prima Coal yang mendapatkan rekomendasi 36.000 ton pada Maret 2017, realisasinya hanya 30.000 ton. "Realisasi masih rendah karena harga komoditi ini juga rendah. Sehingga mereka menahan tidak melakukan ekspor sampai harga kembali pulih," kata Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, kepada Kontan.co.id, Kamis (19/4).
Freeport dan Amman menahan ekspor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para produsen konsentrat seperti PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara masih menahan ekspor karena harga komoditas tersebut relatif rendah. Padahal kuota ekspor yang diberikan pemerintah mesti dihabiskan dalam waktu satu tahun. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi ekspor produsen konsentrat jauh di bawah rekomendasi yang diberikan oleh pemerintah. Misalnya, PT Sebuku Iron Lateritic, telah mendapatkan rekomendasi sebanyak 6,3 juta ton pada Maret 2017. Namun realisasi sampai bulan Maret 2018 lalu hanya 1,2 juta ton. Lalu PT Kapuas Prima Coal yang mendapatkan rekomendasi 36.000 ton pada Maret 2017, realisasinya hanya 30.000 ton. "Realisasi masih rendah karena harga komoditi ini juga rendah. Sehingga mereka menahan tidak melakukan ekspor sampai harga kembali pulih," kata Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, kepada Kontan.co.id, Kamis (19/4).