KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) mengonfirmasi tetap mengerjakan proyek smelter tembaga di Gresik di tengah wacana pembangunan smelter tembaga baru di Weda Bay, Halmahera yang bekerja sama dengan Tsingshan Steel asal China.
Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia Riza Pratama menyampaikan, sampai saat ini pihaknya masih berkomitmen untuk membangun smelter tembaga di JIIPE, Gresik, Jawa Timur. “Komitmen PTFI masih sama,” ujar dia, Selasa (1/12). Dalam catatan Kontan, PTFI sedang melakukan evaluasi terhadap pembangunan smelter tersebut. Salah satunya adalah potensi pemangkasan kapasitas smelter dari 2 juta ton menjadi 1,7 juta ton konsentrat tembaga.
Sebagai ganti pemangkasan tersebut, PTFI akan meningkatkan kapasitas smelter eksisting di PT Smelting sebesar 300.000 ton. Alhasil, total tambahan kapasitas tetap 2 juta ton untuk menampung konsentrat tembaga PTFI supaya bisa dikelola di dalam negeri. Sayangnya, Riza belum bisa bicara banyak terkait detail skema kerja sama pembangunan smelter tembaga antara PTFI dan Tsingshan. Termasuk hal-hal teknis seperti potensi kapasitas smelter tersebut dan kontribusi PTFI dalam memasok bahan baku produksi di sana. Menurutnya, kerja sama tersebut menjadi opsi peningkatan nilai tambah atau hilirisasi tembaga di dalam negeri. Pihak PTFI pun masih menunggu pembahasan dan keputusan resmi dari pemerintah. “Pilihannya akan diputuskan oleh pemerintah,” kata Riza.
Baca Juga: Freeport dikabarkan gandeng Tsingshan bangun smelter, ini kata ESDM Mengutip berita sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaulddin menyebut, kemitraan antara PTFI dan Tsingshan masih bersifat opsi dan belum ada keputusan resmi dari pemerintah. Ia bahkan mengaku belum ada laporan kesepakatan yang sampai kepadanya. “Sepanjang saya tahu, belum pasti. Karena belum ada dokumen kesepakatan para pihak yang ditandatangani,” ungkapnya, hari ini. Sementara itu, Mining Industry Indonesia atau MIND ID selaku pemegang saham mayoritas PTFI dan holding pertambangan BUMN masih enggan menanggapi kabar rencana pembangunan smelter kolaborasi antara PTFI dan Tsingshan. “Tidak ada (tanggapan),” ucap Senior Vice President Corporate Secretary MIND ID Rendi A. Witoelar secara singkat, Selasa (1/12). Berdasarkan berita Asia Times, PTFI sedang membahas kerja sama dengan Tsingshan Steel untuk proyek smelter tembaga senilai US$ 1,8 miliar di kompleks pengolahan nikel di Weda Bay, Halmahera.
Ketika diwawancarai Asia Times, Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Panjaitan berharap kesepakatan tersebut bisa ditandatangani sebelum Maret 2021 mendatang. Kedua belah pihak pun disebut tengah dalam pembahasan rinci. Tsingshan dikabarkan setuju untuk menyelesaikan smelter tembaga tersebut dalam waktu 18 bulan. Dengan Tsingshan yang juga berencana menyelesaikan pabrik baterai lithium di Weda Bay pada 2023, maka pabrik peleburan tembaga baru akan menyediakan asam sulfat yang dibutuhkan untuk produksi feronikel kualitas rendah untuk pasar baja tahan karat dan juga untuk memulihkan kobalt dari baterai lithium bekas. Tembaga PTFI juga akan menjadi sumber kabel dan suku cadang lainnya untuk industri mobil listrik. Kendaraan listrik baterai sendiri menggunakan tembaga sebanyak 83 kilogram, dibandingkan dengan 23 kilogram untuk mesin pembakaran internal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .