Freeport Indonesia siap ajukan tambahan kuota ekspor konsentrat bulan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah menyiapkan pengajuan tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga. Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas menyatakan, tambahan kuota ekspor tersebut akan dilakukan pada Juni ini.

Hanya saja, Tony masih enggan membeberkan besaran kuota tambahan yang akan diajukan. "Lagi disiapkan, akan diajukan. Saya belum lihat angkanya, iya bulan ini (mengajukan tambahan kuota ke Kementerian ESDM)," kata Tony saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (12/6).

Sebagai gambaran, dalam rangkaian laporan Kuartal I-2019 Freeport Mc. Moran (FCX), pemegang 48,7% saham PTFI, Executive Vice President & CFO FCX, Kathleen L. Quirk mengatakan jumlah kuota tambahan yang akan diajukan tidak akan terlalu signifikan, yakni sekitar 40.000 ton. "Ini memang tidak signifikan jika dibandingkan dengan kapasitas smelter kami," katanya.


Akan tetapi, Vice President Corporate Communication PTFI Riza Pratama mengatakan, besaran tambahan kuota tersebut akan dihitung kembali oleh PTFI. Sebab, dalam mengajukan kuota tambahan ini pihaknya memperhitungkan ketersediaan stockpile, serta serapan pasar.

Meski mengalami penurunan produksi di tengah masa transisi dari penambangan terbuka (open pit) ke penambangan bawah tanah (underground mine), kata Riza, tapi PTFI optimistis bisa menambah ekspor dari kuota yang dikantongi saat ini. Hal itu dimungkinkan lantaran PTFI masih memiliki persediaan atau stockpile di open pit.

"Bisa di atas kuota yang sekarang, kita masih ada stockpile yang bisa digunakan," ujarnya.

Riza mengatakan, dengan masa transisi ini, produksi bijih atau ore tembaga PTFI pada tahhun 2019 akan merosot hingga sekitar 50% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, imbuh Riza, rata-rata produksi ore harian PTFI mencapai 182.000 ton. "2019 diperkirakan 90.000 atau 100.000 ton, mudah-mudahan bisa lebih," ungkapnya.

Pada tahun ini produksi konsentrat PTFI direncanakan mencapai 1,3 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 1 juta ton akan dipasok ke dalam negeri, yakni PT Smelting Gresik. "Sesuai kapasitas (smelting), jadi komitmen kita ke dalam negeri tidak boleh berkurang," ungkapnya.

Alhasil, ekspor PTFI mengalami penurunan. Sebagai informasi, pada tahun ini PTFI telah mengantongi perpanjangan izin ekspor sejak 8 Maret 2019. Izin yang berlaku selama satu tahun ke depan tersebut memiliki kuota sebesar 198.282 wet metric ton (wmt).

Jumlah itu anjlok drastis, dimana dalam satu periode terakhir (15 Februari 2018-15 Februari 2019), jumlah kuota ekspor PTFI mencapai 1,25 juta wmt. Riza bilang, ekspor PTFI tersebut menyasar sejumlah pasar seperti Jepang, Korea, China, dan India dengan kontrak yang dinegosiasikan setiap tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi