Freeport Indonesia tetap fokus transisi tambang bawah tanah walau ada pandemi corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah Corona yang menyebar di Indonesia dan dunia membuat perusahaan-perusahaan tambang waspada. Tidak terkecuali PT Freeport Indonesia.

Vice President Corporate Communication PTFI Riza Pratama menyebut, di tengah pandemi Corona akhir-akhir ini, pihaknya tetap fokus melaksanakan proses transisi tambang terbuka (open pit) menjadi tambang bawah tanah (underground mine) di Grasberg, Papua.

Baca Juga: Perketat sebaran corona, Freeport Indonesia sebut operasional tambang jalan terus


PTFI pun memastikan operasional tambang bawah tanah akan segera optimal di tahun 2022 mendatang. "Sejauh ini masih belum ada perubahan target," kata dia kepada Kontan, Senin (30/3).

Hal yang sama juga berlaku pada proyeksi produksi bijih harian PTFI. Tahun ini, PTFI masih mempertahankan proyeksi produksi bijih di level 96.000 ton per hari sekalipun Corona mengancam. Produk bijih tersebut terdiri dari mineral tembaga, emas, dan perak.

Produksi bijih PTFI juga masih diperkirakan meningkat di tahun 2021 menjadi 160.000 ton per hari, kemudian di tahun 2022 menjadi 216.000 ton per hari, dan di tahun 2023 naik menjadi 217.000 ton per hari.

Riza menegaskan, prioritas PTFI saat ini adalah memastikan kesehatan dan keselamatan seluruh karyawan, keluarga karyawan, hingga masyarakat komunitas di sekitar area tambang. Sebab, hal tersebut berkaitan dengan keberlanjutan produktivitas tambang PTFI itu sendiri.

Baca Juga: Freeport-McMoRan to cut dividend and slash costs as coronavirus spreads

Di samping itu, Riza juga mengaku selain wabah Corona, tekanan terhadap kinerja PTFI juga berasal dari kondisi harga komoditas yang diliputi ketidakpastian. Salah satunya harga tembaga global.

Mengutip Bloomberg, harga tembaga kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) terkoreksi 22,41% (ytd) ke level US$ 4.790 per metrik ton pada Jumat (27/3) lalu. "Maka dari itu kami memperhatikan dan melakukan berbagai upaya efisiensi biaya," tukas Riza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .