Freeport : Produksi rendah, harga tembaga masih diatas US$ 10.000



SANTIAGO. Freeport McMoRan Copper & Gold Inc, penambang tembaga terbesar di dunia, mengharap harga logam khusunya tembaga bisa bertahan diatas harga rekor US$ 10.000 per metrik ton. Alasannya, ketersediaan logam semakin terbatas saat permintaan makin tinggi.

"Industri tembaga global belum berkembang cukup cepat untuk memenuhi permintaan konsumen dan kurangnya pasokan akan terus berlanjut setelah tahun ini," ujar Chief Financial Officer, Kathleen Quirk.

Harga Tembaga naik ke level sekitar US$ 10.000 kemarin, naik tiga kali lipat sejak tahun 2008. Freeport pada 20 Januari lalu menurunkan proyeksinya untuk produksi tembaga dan emas di tengah kadar bijih yang lebih rendah.


Permintaan tembaga, sebagai logam yang digunakan dalam pipa dan kabel meningkat lantaran permintaan China sangat tinggi, khususnya stoke untuk kabel listrik, AC dan infrastruktur industri lainnya. Quirk juga mencatat permintaan produsen AS juga pulih.

"Pasar tembaga akan ketat sepanjang 2011 dan untuk masa yang akan datang," katanya. Freeport mengaku belum mampu memperluas kapasitas secara cepat untuk memenuhi permintaan.

Perusahaan yang memiliki wilayah produksi di Papua ini berencana memproduksi hampir 4 miliar pound 1,81 juta ton tembaga tahun ini. Target tersebut lebih rendah dibandingkan dengan hasil tahun lalu yang sebesar 3,9 miliar pound. Freeport meningkatkan output di tambang di Amerika Utara dan Afrika untuk mengimbangi penurunan produksi di tambang Grasberg di Indonesia.

Stok tembaga di London Metal Exchange (LME) turun 325 ton hari ini menjadi 394.150 ton. Ini merupakan penurunan pertama sejak tiga minggu terakhir. Pengiriman tembaga untuk Maret naik 1,8 sen atau 0,4% menjadi $ 4,5625 per pound di 7:31 di Comex di New York. Naik 4,3% minggu ini sejak lima minggu terakhir. Tembaga untuk pengiriman tiga bulan mendatang naik 0,6% menjadi US$ 9.988 per ton di London Metal Exchange.

Editor: