JAKARTA. Pemerintah Indonesia terancam gigit jari kembali terkait pembagian dividen PT Freeport Indonesia (PTFI) di tahun fiskal 2014. Pasalnya, sepanjang kuartal pertama tahun ini perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat tersebut justru mengklaim memiliki arus kas negatif. Bisa jadi, bakal tiga tahun berturut-turut, perusahaan tersebut tidak memberikan hasil keuntungannya kepada para pemegang saham. Daisy Primayanti, Juru Bicara Freeport Indonesia mengatakan, sekarang ini arus kas perusahaannya negatif sehingga harus meminta pinjaman dari perusahaan induk, Freeport McMoran Copper & Gold. "Kuartal I-2014, arus kas bersih PTFI negatif US$ 54 juta," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Selasa (22/4). Sayangnya, Daisy tak mau menyebut secara detail jumlah pinjaman yang dibutuhkan pihaknya. Yang jelas, besaran dana tersebut dialokasikan untuk melanjutkan operasi pertambangan, serta komitmen investasi untuk pembangunan tambang bawah tanah alias underground.
Freeport tak menjamin bisa bayar dividen 2014
JAKARTA. Pemerintah Indonesia terancam gigit jari kembali terkait pembagian dividen PT Freeport Indonesia (PTFI) di tahun fiskal 2014. Pasalnya, sepanjang kuartal pertama tahun ini perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat tersebut justru mengklaim memiliki arus kas negatif. Bisa jadi, bakal tiga tahun berturut-turut, perusahaan tersebut tidak memberikan hasil keuntungannya kepada para pemegang saham. Daisy Primayanti, Juru Bicara Freeport Indonesia mengatakan, sekarang ini arus kas perusahaannya negatif sehingga harus meminta pinjaman dari perusahaan induk, Freeport McMoran Copper & Gold. "Kuartal I-2014, arus kas bersih PTFI negatif US$ 54 juta," kata dia dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Selasa (22/4). Sayangnya, Daisy tak mau menyebut secara detail jumlah pinjaman yang dibutuhkan pihaknya. Yang jelas, besaran dana tersebut dialokasikan untuk melanjutkan operasi pertambangan, serta komitmen investasi untuk pembangunan tambang bawah tanah alias underground.